Kanal

Perry Warjiyo, Wajah Lama dengan Tantangan Baru

Perry Warjiyo resmi dilantik kembali sebagai Gubernur Bank Indonesia untuk masa jabatan periode kedua yakni 2023-2028. Meskipun wajah lama, Perry memiliki beberapa tantangan baru seiring dengan situasi perekonomian global saat ini yang bakal terus berkembang.

Ketua Mahkamah Agung (MA) Syarifuddin melantik Perry Warjiyo berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 38/P/2023 tanggal 5 Mei 2023, Perry Warjiyo telah diangkat sebagai Gubernur Bank Indonesia. “Saya bersumpah bahwa saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban Gubernur Bank Indonesia dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan rasa tanggung jawab. Saya bersumpah bahwa saya akan setia terhadap negara, konstitusi, dan haluan negara,” kata Perry saat menyampaikan sumpah jabatannya di Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Perry telah mengikuti serangkaian uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Komisi XI DPR. Dalam rapat paripurna DPR, hasil uji kelayakan mendapat persetujuan bulat terhadap calon tunggal yang diajukan presiden ke DPR.

Perry menjadi orang pertama yang menjabat gubernur BI untuk dua periode. Padahal Perry memiliki pengalaman dua kali ditolak DPR saat menjadi calon deputi gubernur BI. Namun akhirnya kesampaian menjadi deputi gubernur BI mulai periode 2013-2018.

Tantangan berat

Perry yang lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 1959 itu akan menghadapi tantangan berat di masa jabatannya yang kedua ini. Ia kini dihadapkan situasi ekonomi global yang tidak mudah dan terus berubah. Memanasnya tensi geopolitik global telah membuat negara-negara besar mengubah arah kebijakan ekonomi dengan cepat yang berimbas pada perekonomian dunia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat menitipkan pesan kepada Perry Warjiyo usai dilantik kembali sebagai Gubernur BI. Dalam unggahan di media sosialnya, Menkeu meminta agar Perry terus menjaga stabilitas di sektor keuangan. “Terus jaga stabilitas harga, rupiah dan stabilitas sektor keuangan,” tulis Sri Mulyani dalam keterangan foto yang dibagikan akun @smindrawati pada Rabu.

Menkeu juga menyampaikan supaya Perry terus berkoordinasi dengan otoritas kebijakan fiskal dan bersama-sama menjaga stabilitas, sekaligus kredibilitas kebijakan ekonomi makro Indonesia. Selain itu, dia juga menitipkan pesan agar seluruh pemangku otoritas fiskal dan moneter tetap mendorong pemulihan ekonomi bersama pemerintah, menciptakan kesempatan kerja, dan menjaga dari risiko turbulensi dunia.

Sementara Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan setidaknya ada lima tantangan yang akan dihadapi Perry. Pertama, menjaga stabilitas rupiah tidak hanya dengan mengutak-atik suku bunga acuan tapi lebih bekerja keras lagi mendorong penggunaan mata uang lokal, dan meningkatkan arus masuk Devisa Hasil Ekspor (DHE).

“Serta memberi stimulus moneter ke sektor industri berorientasi ekspor salah satunya lewat keringanan DP (down payment) dan bunga khusus,” ujar Bhima. Kedua, mendorong pinjaman di sektor rendah emisi dan energi terbarukan melalui aturan Loan To Value atau LTV hijau. Contohnya pembiayaan instalasi panel surya, agar uang muka kreditnya bisa di bawah 5 persen dan plafonnya dinaikkan.

Tantangan ketiga, lanjutnya, adalah mengendalikan inflasi khususnya dari sisi inflasi pangan dengan koordinasi efektif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Serta akses uang beredar akibat kebijakan burden sharing saat pandemi COVID-19. “Keempat, tidak mudah menggelontorkan burden sharing atas permintaan pemerintah karena bisa sebabkan hiperinflasi dan moral hazard,” ucap Bhima.

Kelima, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di internal BI terutama dalam menyambut central bank digital currency (CBDC) dan inovasi keuangan digital lainnya.

Kebijakan moneter ketat

Sedangkan Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam mengungkapkan, Perry Warjiyo memiliki tugas utama di tengah ketidakpastian global saat ini, salah satunya menjaga stabilitas makro ekonomi melalui kebijakan moneter yang tepat.

“Tugas utama Pak Perry adalah menjaga stabilitas makro melalui kebijakan moneter yang tepat, mengantisipasi gejolak global dengan indikator inflasi yang rendah dan stabil, serta volatilitas nilai tukar rupiah yang juga rendah,” ujarnya mengutip Bisnis. Piter menambahkan Perry juga harus menciptakan iklim yang kondusif untuk pemulihan ekonomi, termasuk dengan menahan suku bunga agar tetap rendah.

“Tantangannya sekarang adalah menyeimbangkan antara dua kepentingan tersebut, menjaga stabilitas makro dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah relatif stabil. Di sisi lain juga juga menahan suku bunga di level rendah agar perekonomian bisa tumbuh,” tambahnya.

Fokus pada 7 kebijakan

Usai mengucapkan sumpah jabatannya, Perry menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada seluruh lapisan masyarakat dan para mitra strategis yang telah memberikan dukungan. “InsyaAllah kita terus bersinergi membangun Indonesia, membangun negara untuk 5 tahun ke depan. Mohon doa restu dan mohon dukungan, doa selalu bagi kami di Bank Indonesia,” katanya kepada wartawan.

Perry menyampaikan bahwa selama periode pertama dia menjabat sebagai Gubernur BI, telah banyak capaian yang telah disumbang oleh BI, termasuk menyelamatkan Indonesia dari krisis global, krisis pandemi COVID-19. Hal ini, kata Perry, tentunya didukung oleh sinergi yang erat dengan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kuat.

Untuk masa kepemimpinannya di BI untuk 5 tahun ke depan, Perry mengatakan terdapat tujuh kebijakan yang akan terus difokuskan. Pertama, memperkuat bauran dan sinergitas kebijakan BI dengan pemerintah untuk menstabilkan ekonomi dan memajukan pertumbuhan ekonomi. Kedua, implementasi UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) untuk penguatan kelembagaan BI, termasuk koordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan koordinasi bilateral dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Ketiga, mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung ekonomi keuangan digital, termasuk kerja sama regional dan global di bidang digitalisasi sistem pembayaran, juga termasuk Rupiah Digital. “Keempat, dukungan BI untuk hilirisasi, serta kelima [dukungan] untuk inklusi dan ekonomi keuangan hijau, itu terus kami perkuat,” jelas Perry.

Keenam, kontribusi BI bersama pemerintah untuk kerja sama internasional. Ketujuh, penguatan kelembagaan dan kepemimpinan di BI. “Area fokus tersebut akan diterapkan melalui 12 program strategis yang selama ini sudah ada dan akan diperkuat untuk ke depan dalam strategic business plan kami yang sudah disusun untuk 5 tahun ke depan,” tutur Perry.

Sarat pengalaman

Yang jelas pada periode kedua ini tangan dingin Perry menangani moneter kembali diuji. Namun banyak pihak percaya pengalamannya yang matang di bank sentral ini bakal bisa menghadapi tantangan ini. Seperti pengalamannya dalam hal riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri, serta biro gubernur.

Perry yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada 1982 kemudian melanjutkan pendidikan di Iowa State University hingga meraih gelar Master pada 1989 dan meraih gelar PhD di 1991 itu pernah menjabat Asisten Gubernur BI. Terutama yang membidangi kebijakan moneter, makroprudensial, dan internasional. Jabatan tersebut diemban setelah menjadi Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia.

Sebelum kembali ke BI pada 2009, Perry juga pernah menduduki posisi penting selama dua tahun sebagai direktur eksekutif di International Monetary Fund (IMF), mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group pada 2007-2009.

Perry juga memiliki team yang lengkap dan berpengalaman untuk melakukan tugasnya di periode kedua. Ia akan dibantu Deputi Gubernur Senior, Destry Damayanti. Sedangkan jajaran deputi di antaranya Doni Primanto Joewono, Juda Agung, Aida S. Budiman dan Filianingsih Hendarta. Selama menjalankan tugas Pak Perry, semoga mampu menjawab semua tantangan di periode mendatang.

Back to top button