NewsMarket

Pernyataan Gubernur Banten Bikin Sewot Bos Serikat Buruh

Mendengar pernyataan Gubernur Banten, Wahidin Halim yang dinilai melecehkan buruh, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal geregetan juga. Ganti dia menyebut Gubernur Wahidin tak beretika dan moral.

Ucapan Said itu menanggapi pernyataan Gubernur Wahidin yang menyarankan perusahaan atau pabrik memecat saja buruh yang tidak mau digaji sesuai aturan. “Kami minta dengan sungguh-sungguh seluruh gubernur, terutama gubernur Jabar dan Banten. Terutama, Gubernur Banten yang tidak punya etika dan moral terhadap buruh. Rubah SK Gubernur terkait UMK,” ujar Said dalam konferensi pers secara daring, Jakarta, Kamis (16/12/2021).

Said juga mengatakan, sikap Gubernur Wahidin itu, teramat menyakiti hati rakyat Banten, terutama kaum buruh di Banten. Apalagi Gubernur Wahidin mengaku gajinya di bawah upah minimum Rp2,5 juta. Atas pernyataan ini, Said meyakini Wahidin punya penghasilan lain di luar gaji pokok.

Selanjutnya dia menantang Gubernur Wahidin untuk memenuhi biaya hidupnya dari gaji sebesar Rp2,5 juta. “Ayo sekarang Gubernur Banten Pak Wahidin yang terhormat itu kasih 2,5 juta hidup enggak dia,” ungkapnya.

Sekedar mengingat, Gubernur Wahidin menyarankan pengusaha untuk mengganti buruh yang keberatan dengan kebijakan UMP 2022 yang sudah sesuai aturan. Masih banyak para pencari kerja yang mau digaji antara Rp2,5 juta hingga Rp4 juta per bulan.

“Saya bilang ke pengusaha, ya kalian cari tenaga kerja baru, masih banyak yang nganggur, yang butuh kerja, yang cukup gaji Rp2,5 juta, Rp4 juta juga masih banyak,” kata Gubernur Wahidin usai menghadiri acara penyerahan DIPA ke pemerintah kota/kabupaten, di Pendopo Lama Gubernur Banten/Gedung Negara Pemerintah Provinsi Banten, Serang, Senin (6/12/2021).

Gubernur Wahidin tegas menjawab tidak mau ambil pusing atas aksi mogok nasional yang dikumandangkan serikat buruh. Aksi tersebut tak lebih dari sikap emosional buruh ditambah kekecewaan atas kenaikan upah yang tidak sesuai dengan keinginan buruh. “Biar aja dia mogok, dia mengekspresikan ketidakpuasan. Tenaga vaksin dari pagi sampai malam Rp2,5 juta gajinya,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button