News

Pernah Belajar Alquran, Ini Sikap Raja Charles III Soal Islam

Selasa, 13 Sep 2022 – 16:11 WIB

Charles Islam

(foto: thecognate.com)

Sejak menjadi Putra Mahkota, raja baru Inggris Charles III tergolong vokal dalam mengampanyekan beberapa isu seperti budaya, sosial, politik, hingga isu agama. Dia pun pernah beberapa kali mengutarakan pendapat dan posisinya secara terbuka soal Islam.

Raja Charles III berulang kali mendorong agar negara-negara Barat bisa lebih dekat dengan dunia Islam. Ia menganggap negara Barat banyak menangkap narasi yang keliru soal Islam sebenarnya.

Mengutip CNN, sejumlah orang dekat Charles mengakui bahwa sang raja memang memiliki kekaguman terhadap dunia Islam dan kawasan Timur Tengah. Hal tersebut tidaklah mengherankan lantaran putra pertama Ratu Elizabeth II itu merupakan lulusan jurusan Antropologi dan Arkeologi dari Universitas Cambridge.

Pada November 2021 lalu, Charles yang saat itu masih bergelar Pangeran Wales, dan istrinya, Camilla yang bergelar Duchess of Cornwall, melangsungkan tur luar negeri pertamanya sejak pandemi COVID-19.

Kawasan yang mereka tuju pertama kali saat itu adalah Timur Tengah yakni untuk mengunjungi Yordania dan Mesir. Di Mesir, mereka bahkan mengunjungi Masjid Besar Al-Azhar di Kairo.

“Saya percaya dengan sepenuh hati, bahwa manusia yang bertanggung jawab harus bekerja untuk memulihkan rasa saling menghormati antar-agama, dan kita harus melakukan segala daya kita untuk mengatasi ketidakpercayaan yang meracuni kehidupan banyak orang,” kata Charles dalam kunjungan tersebut saat berbicara soal keharmonisan antar-umat beragama.

Jauh sebelumnya, pada 2015, Charles pernah menghabiskan waktu enam bulan untuk belajar privat Bahasa Arab sebelum melakukan tur ke Timur Tengah. Saat itu, ia hendak mengunjungi Yordania, Kuwait, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Salah satu alasan Charles belajar Bahasa Arab yakni agar dapat berbicara bahasa lokal saat mengunjungi negara-negara tersebut. Ia juga disebut ingin bisa membaca dan memahami Alquran.

Sejumlah ajudan dan pejabat kerajaan juga bercerita bahwa Charles cukup sering mengutip ayat Alquran yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris saat berbicara dengan umat Muslim di seluruh dunia.

Sebuah kolom opini yang ditulis Peter Oborne dan Imran Mula di Middle East Eye bahkan mengeklaim Raja Charles III sebagai pemimpin Kerajaan Inggris paling pro-Islam dalam sejarah.

Pandangan Raja Charles III Soal Islam

Penulis Robert Jobson dalam buku berjudul ‘Charles At Seventy: Thoughts, Hopes and Dreams’ menyoroti bahwa Charles sempat mengutip Alquran dalam pidatonya di Pusat Studi Islam di Oxford pada 2010.

Saat itu, Charles tengah membicarakan soal sumber daya alam yang kerap dinilai manusia melimpah. Menurutnya, meski manusia dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, bukan berarti itu semua bisa digunakan seenaknya tanpa batas dan cara yang berkelanjutan.

“Batas ini bukanlah batas yang ditentukan manusia, batas tersebut diterapkan oleh Tuhan, dan jika pengertian saya terhadap Alquran benar, Muslim diperintahkan untuk tidak melanggar batas-batasnya,” kata Charles, seperti dikutip Al-Jazeera.

Charles juga sempat mengkritik publikasi karikatur yang mengejek Nabi Muhammad di Denmark pada 2006 lalu.

“Tanda sebenarnya dari masyarakat beradab adalah menghargai minoritas mereka dan orang asing,” kata dia saat itu.

“Perselisihan dan kemarahan mengerikan baru-baru ini atas kartun Denmark menunjukkan bahaya dari kegagalan kita untuk mendengar dan menghargai apa yang berharga dan suci bagi orang lain,” lanjut Charles.

Ia juga menunjukkan dukungannya terhadap Muslim –terutama Muslim Inggris– setiap tahun di bulan Ramadan.

“Semangat kedermawanan dan keramahan umat Islam yang baik hati tidak berhenti membuat saya takjub,” kata Charles pada momen Ramadan tahun lalu.

Selain itu, Charles telah lama mencoba mendekatkan negara Barat dengan dunia Islam. Ia juga menilai banyak kesalahpahaman yang dianut negara Barat terkait Islam.

“Jika masih banyak kesalahpahaman di Barat terkait Islam, muncul pula pengabaian terkait utang budaya dan peradaban kita kepada dunia Islam,” kata Charles kala berpidato di Pusat Studi Islam Oxford pada 1993.

Charles juga menegaskan bahwa ekstremisme dan radikalisme tak boleh dilihat sebagai ‘ciri khas’ Islam. Sebab, kedua gerakan itu juga terjadi pada berbagai kelompok lainnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button