News

Perkuat Narasi Moderasi Beragama, Komisi VIII DPR RI Pelajari Pengalaman Spanyol

Di tengah situasi kebangsaan yang kian terpolarisasi, khususnya narasi-narasi kebencian berbasis sentimen keagamaan yang berkembang di media sosial, narasi moderasi beragama harus terus menerus digaungkan dan diperkuat.

Selain memberikan pemahaman keagamaan yang lebih baik kepada masyarakat, pengalaman-pengalaman pergaulan dan dialog lintas iman juga perlu diperkaya. Untuk itulah Komisi VIII DPR RI yang membidangi keagamaan di parlemen terus melakukan berbagai pendekatan untuk memperkuat narasi penting ini.

Dalam melakukan hal tersebut, selain melakukan penguatan dalam hal legislasi, penganggaran dan pengawasan, Komisi VIII DPR RI juga melakukan berbagai studi untuk mengarusutamakan prinsip moderasi beragama. Di antaranya dengan melakukan kunjungan kerja dan studi lapangan ke Spanyol sebagai salah satu negara yang dianggap sukses menerapkan moderasi beragama, di mana kehidupan lintas iman di berbagai kotanya dianggap damai dan produktif. Kunjungan itu dilakukan selama 6 hari sejak 6 hinggal 13 Mei 2022.

Ahad (8/5/2022) bertempat di KBRI Madrid, Komisi VIII DPR RI melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama berbagai unsur pemimpin komunitas keagamaan dan akademisi di Spanyol. FGD itu langsung dipandu oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO Dr. Muhammad Najib. Acara itu diberi tajuk ‘Religious Moderation: The Indonesian and Spanish Study Case’.

Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto yang menjadi pimpinan delegasi Indonesia menyampaikan dalam sambutannya bahwa poros Jakarta-Madrid penting dibangun untuk berbagi pengalaman dan pelajaran yang bisa diambil kedua belah pihak baik Indonesia maupun Spanyol.

“Situasi kebangsaan kita tengah terbelah, ada cebong-kampret, buzzer-kadrun, nuansanya tidak bisa dipisahkan dari tajamnya sentimen politik keagamaan. Maka moderasi beragama menjadi penting. Kita belajar dari Spanyol. Meski mayoritas katolik, tapi agama-agama lain hidup dengan damai dan produktif di Spanyol. Sebaliknya, kita juga perlu perkenalkan Islam Indonesia, bagaimana Indonesia menjadi negara Muslim demokrasi terbesar di dunia,” ujar Yandri dalam sambutannya.

Muhammad Najib dalam presentasinya memaparkan bahwa kedatangan Komisi VIII DPR RI ke Spanyol ini selain mempelajari pengalaman Spanyol, tetapi penting juga memperkenalkan ke Spanyol bagaimana Islam diterapkan di Indonesia.

“Spanyol ini mayoritas Katolik yang moderat. Indonesia mayoritas Muslim yang moderat. Kedua negara bisa menjadi simbol moderasi beragama di dunia. Indonesia ini negara penting di dunia Islam saat ini, selain Turki dan Iran. Ini saatnya Indonesia juga mengambil peran global untuk menjadi salah satu pemimpin dunia Islam,” katanya.

Sementara itu, Presiden Yayasan Masjid Sevilla Ibrahim Hernández yang menjadi salah satu pembicara dalam FGD tersebut mengatakan bahwa relasi mayoritas-minoritas pemeluk agama di negara manapun harus saling melindungi, mengayomi dan menghormati.

“Di Spanyol sebagai muslim, saya adalah minoritas. Saya meminta negara untuk melindungi kami dan memberikan afirmasi. Di Indonesia Muslim mayoritas, yang meminta perlindungan pasti kelompom agama lain yang minoritas. Saya kira di sini pentingnya kita memahami dialog lintas iman. Kita bisa saling merasakan satu sama lain,” kata Ibrahim.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button