Market

PEPS Ungkap Intrik di Proyek Kereta Cepat China, Bikin Repot Negara

Jumat, 23 Des 2022 – 14:08 WIB

KCIC Minta Tambah Konsesi Kereta Cepat Jadi 80 Tahun, Kemenhub Masih Datanya

Kereta Cepat Jakarta Bandung Saat akan melakukan uji coba di Showcase G20, Rabu (16/11/2022) – (foto: Dok.KAI)

Berdasarkan kajian Political Economy and Policy Studies (PEPS), proyek kereta cepat Jakarta Bandung yang dimotori China, biayanya bengkak hingga Rp113,25 triliun, penuh intrik dan potensi kerugian negara.

Kata Managing Director PEPS, Anthony Budiawan, Jakarta, Jumat (23/12/2022), sejak awal, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), atau sebut saja kereta cepat China, menuai banyak masalah. Mulai biaya proyek kereta cepat China dalam proposal yang diduga ‘direkayasa’. Seolah-olah murah ketimbang pesaingnya, Jepang. Tujuannya agar China memenangkan tender.

Asal tahu saja, Jepang menawarkan proposal proyek kereta cepat senilai US$6,2 miliar, atau setara Rp93 triliun (kurs Rp15.000/US$). Sementara China mengajukan lebih murah yakni US$5,57 miliar. Atau setara Rp83,55 triliun. “Dalam perjalanan, biaya proyek kereta cepat China membengkak menjadi 5,98 miliar dolar AS, kemudian bengkak lagi menjadi 6,07 miliar dolar AS. Entah mengapa, Indonesia menerima semua ini,” tuturnya.

Pertanyaannya, penawaran awal US$5,57 miliar hanya akal-akalan China agar menang tender proyek kereta cepat? Padahal, harga sebenarnya 6,07 miliar dolar AS? “Tentunya ini perlu dibongkar. Kalau memang seperti itu, maka penawaran China dapat dianggap manipulasi atau kecurangan proyek,” ungkapnya.

Dilihat dari sisi pembiayaan, kata dia, tawaran Jepang sejatinya lebih menarik. Negeri Sakura itu, menawarkan suku bunga pembiayaan (pinjaman) yang sangat murah, hanya 0,1 persen per tahun. Jauh di bawah penawaran China, yaitu 2 persen per tahun. Atau 20 kali lipat lebih mahal ketimbang bunga pinjaman dari Jepang. “Terlepas dari itu semua, faktanya, China memenangi proyek kereta cepat,” ungkapnya.

Masalahnya, proyek tidak kunjung selesai dan biaya proyek juga membengkak terus. Tidak tanggung-tanggung, biaya proyek diperkirakan membengkak lagi sekitar 2 miliar dolar AS, menjadi 8,1 miliar dolar AS. Tetapi, berdasarkan audit BPKP pembengkakan biaya proyek kereta cepat ditetapkan 1,68 miliar dolar AS. Sehingga total jenderal biaya kereta cepat mencapai 7,55 miliar dolar AS. Atau setara Rp113,25 triliun

“Buntut dari pembengkakan ini, konsorsium Kereta Cepat Indonesia China minta konsesi kereta cepat diperpanjang (dari 50 tahun) menjadi 80 tahun. Dikabarkan, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memberi perpanjangan konsesi ini. Berdasarkan semua fakta di atas, terindikasi pemilihan proyek Kereta Cepat China ini sudah merugikan keuangan negara,” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button