Hangout

Pentingnya Edukasi untuk Masyarakat Tentang Penyakit Hepatitis Akut Misterius

Penyakit hepatitis akut misterius menjadi bahan pembicaraan banyak orang karena muncul dan menyerang anak di beberapa negara termasuk Indonesia.

Penyakit hepatitis akut disebut misterius karena hingga kini belum diketahui penyebab secara pasti. Untuk mengetahui hal tersebut dibutuhkan penelitian yang sangat mendalam.

Agar masyarakat tidak buta dengan penyakit hepatitis akut, dibutuhkan adanya penyuluhan dan edukasi. Hal ini, setidaknya untuk modal masyarakat bisa mengetahui bagaimana cara pencegahan agar tidak terjangkit penyakit hepatitis akut misterius yang kini juga ada di Indonesia.

Menyadari pentingnya kesehatan di tengah masyarakat, ketua RW 05 Kramat Jati, Jakarta Timur, Alex Jatmiko, mengungkapkan adanya acara penyuluhan kepada warga RW 05 Kelurahan Kramat Jati, dalam rangka Hari Bakti Rumkit Bhayangkara TK 1 R. Said Sukanto ke-56, adalah salah satu langkah yang tepat untuk menjelaskan ke masyarakat tentang bagaimana langkah pencegahan yang baik, dan cara mengatasi ketika mengalami gejala penyakit misterius ini.

“Tujuan adanya kegiatan ini adalah untuk memberikan wawasan kepada warga, terkait dengan penyakit hepatitis akut misterius. Ini juga menjadi penyuluhan untuk para kader posyandu, posbindu, poslansia, agar ketika ada kasus di tengah masyarakat atau pertanyaan mengenai penyakit tersebut bisa terjawab dengan baik,” papar Alex kepada Inilah.com di lapangan sekretariat RW O5 Kramat Jati, Jakarta, Kamis, (19/5/2022).

Hepatitis Akut tidak hanya menyerang anak-anak

Hepatitis Akut
Dokter Nadiya sedang memberikan pemaparan tentang hepatitis

Dokter Nadiya sebagai perwira pertama dari Rumkit Bhayangkara TK 1 R.Said Sukanto mengungkapkan penyakit hepatitis tidak hanya menyerang pada anak-anak saja, namun juga usia dewasa.

Dia menjelaskan, yang paling terpenting pada saat ini adalah menjaga kesehatan dengan melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), sesuai yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Dia menambahkan, hal penting lainnya adalah menjaga kebersihan terutama untuk alat makan. Nadiya menyarankan agar tidak bergantian menggunakan alat makan, sebisa mungkin gunakan alat makan pribadi dan tidak dipakai secara bersamaan dengan orang lain.

“Pencegahan itu sebenarnya kami sudah sosialisasikan sejak lama dengan menjalankan PHBS. Cuci tangan, dan menjaga kebersihan. Karena penyebarannya ini lewat dari mulut dan makanan, ini alat makan harus dicuci dengan bersih jangan campur-campur gunakan sendok dan garpu dengan orang asing,” paparnya.

Untuk konsumsi makanan sehat, sebisa mungkin, Nadiya mengungkapkan pentingnya konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang.

Orangtua tidak perlu khawatir, penuhi vaksinasi wajib untuk anak dari pemerintah

Vaksinasi hepatitis sudah termasuk dalam daftar wajib imunisasi dari pemerintah. Karena itu, Nadiya menganjurkan orangtua yang memiliki buah hati untuk memenuhi vaksinasi wajib yang dianjurkan pemerintah.

Jika sudah terpenuhi, orangtua tidak perlu khawatir karena anak-anak sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis.

“Kalau vaksin anak sudah ada hepatitis. Kalau sudah vaksin lengkap pada anak yang dari pemerintah, tidak perlu khawatir. Dok apa ini ada vaksin lagi atau apa? Sejauh ini tinggal PHBS saja, vaksin yang wajib dari pemerintah dijalankan, dijaga kebersihannya. Ya namanya anak-anak suka tidak terkontrol, suka memasukkan benda ke dalam mulut. Bermain dengan teman-temannya coba-coba makanan bersama, yang orangtua tidak tahu,” ujarnya.

Dugaan hepatitis di Indonesia bertambah jadi 14 kasus

Dugaan kasus hepatitis per tanggal 17 Mei 2022 jadi 14 kasus, terdiri dari 1 kasus probable dan 13 kasus pending classification.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan ada 1 kasus probable pemeriksaan hepatitis A, B, C, dan E  non reaktif dan patogen lainnya pun negatif.

Sedangkan 13 kasus pending classification itu ada 1 kasus di Sumatera Utara, 1 kasus di Sumatera Barat, 7 kasus di DKI Jakarta, 1 kasus di Jambi, dan 3 kasus di Jawa Timur.

Kelompok umur kasus terbanyak adalah di bawah 5 tahun ada tujuh kasus, 6 sampai 10 tahun ada dua kasus, dan 11-16 tahun  ada lima kasus. Dari 14 kasus dugaan hepatitis akut terdapat 6 kasus meninggal dunia, 4 kasus masih dirawat, dan 4 kasus sudah dipulangkan.

“Ini perubahan jumlah kasus dari hari sebelumnya tanggal 15 atau 16 Mei itu ada pengurangan kasus di probable. Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan terakhir dia sepsis bakteri, sehingga dia kasusnya discarded,” kata dr. Syahril pada konferensi pers hepatitis di gedung Kemenkes, Rabu (18/5), Jakarta.

Hepatitis Akut
Penyuluhan edukasi tentang penyakit hepatitis

Gejala awal hepatitis akut pada anak dan dewasa secara umum, ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Sindrom Jaundice atau penyakit kuning
2. Gejala seperti mual hingga muntah, diare serta sakit perut
3. Warna urine yang cenderung lebih gelap
4. Nyeri sendi dan pegal-pegal
5. Kelelahan
6. Hilang nafsu makan
7. Penurunan kesadaran
9. Demam
Sebagian besar anak yang terserang penyakit ini awalnya tidak mengalami demam sebelumnya, terlihat sehat namun langsung jatuh sakit
10. Mengalami tingkat enzim tinggi dari hasil lab, sehingga terlihat tanda peradangan atau kerusahan hati.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button