Market

Usai Nyoblos, Siap-siap Harga BBM Nonsubsidi Naik


Usai pencoblosan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mempersilakan penjualan BBM nonsubsidi kepada Pertamina untuk mengikuti pergerakan harga minyak dunia, kecuali untuk harga BBM subsidi tidak ada kenaikan.

Dengan sikap tersebut memungkinkan harga BBM nonsubsidi naik mengikuti harga indeks minyak dunia yang sudah menembus USD82 per barel. “Sekarang minyak (dunia) sudah berapa, USD82 ya, Dibandingin (periode) yang sama tahun lalu ada kenaikan USD6, itu pasti mempengaruhi biaya produksi,” kata Menteri Arifin di kantor Ditjen Migas KESDM Jakarta, Jumat (16/2/2024).

Sejak awal bulan ini, PT Pertamina (Persero) menahan kenaikan harga BBM untuk seluruh produknya jelang Pemilu 2024. Berbeda dengan SPBU swasta milik Shell Indonesia dan BP AKR, yang kompak menaikan harga pada waktu yang sama. “Itu biar badan usaha yang bisa mengevaluasi. Tapi, mereka saling berkompetisi naiknya berapa. Pemerintah nahan yang subsidi, enggak ada kenaikan,” katanya lagi.

Seperti diketahui PT Pertamina per 1 Februari 2024 menahan harga BBM nonsubsidi tidak mengalami kenaikan. Jadi harganya tetap sejak 31 Januari lalu antara lain untuk Pertamax Rp12.950 per liter, Pertamax Turbo Rp14.400 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, Pertamina Dex Rp15.100 per liter, dan Pertamax Green Rp13.900 per liter.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun saat itu mendukung keputusan Pertamina untuk tidak menaikkan harga BBM nonsubsidi, meskipun harga di SPBU kompetitor lain sudah naik.

“Keputusan Pertamina tidak menaikkan harga BBM tentu baik untuk menjaga stabilitas dan juga daya beli masyarakat. Di sini lah peran BUMN kepada masyarakat. Pertamina juga sudah melakukan efisiensi dalam proses bisnisnya sehingga bisa menghasilkan BBM dengan harga terbaik,” katanya.

Back to top button