Arena

Penonton Sebut Gas Air Mata Penyebab Tragedi di Stadion Kanjuruhan

Seorang penonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang membantah kabar kekisruhan yang terjadi akibat ulah para pendukung sepak bola.

Dia mengatakan hanya ada beberapa pendukung Arema yang sempat turun ke lapangan setelah klub yang dibelanya mengalami kekalahan.

“Nggak kisruh, nggak geger, orang cuma satu atau dua yang turun lalu diamankan polisi,” kata saksi, Minggu (2/10/2022).

Setelah itu, lanjut dia, polisi menembaki penonton dari tribun satu hingga tribun 14 dengan gas air mata yang memicu kemarahan penonton.

“Semua yang di situ malam itu nyalahin polisi kok tiba-tiba nembakin gas air mata,” tambah dia dengan bahasa Jawa.

Lebih lanjut, saksi tersebut juga mengatakan pintu keluar supporter di tutup sehingga semakin banyak penonton yang terkena ga air mata.

Menurut saksi, kematian ratusan penonton bukan disebabkan oleh kericuhan tetapi gas air mata yang menyerang penonton sehingga menimbulkan mata perih, penonton sesak napas, hingga terinjak-injak.

Dia menegaskan pemberitaan mengenai kematian yang disebabkan oleh kekisruhan supprter merupakan berita yang diputarbalikkan. Sebab, polisi yang menyebabkan ratusan penonton meninggal dunia.

“Sumpah nggak kisruh, saya lihat langsung. Keinjek-injek matinya, ada yang sesak, ada yang perih matanya langsung mati,” tandasnya.

Diketahui, Ratusan orang meninggal dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu malam (1/10/2022).

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal di Stadion Kanjuruhan, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Selain korban meninggal, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button