NewsMarket

Pengamat UGM Sebut Paloh Sudah Lama tak Berbisnis Pertalite

Pengamat energi UGM Fahmy Radhi menerangkan, Surya Paloh pernah berbisnis pertalite di Pertamina namun tak lama. Harganya terlalu mahal.

Kepada Inilah.com, Senin (27/12/2021), Fahmi menegaskan bahwa Surya Paloh memang pernah cawe-cawe dalam pengadaan BBM jenis pertalite di Pertamina pada awal pemerintahan Joko Widodo. “Dulu memang pernah. Sekarang saya rasa sudah tidak lagi,” papar Fahmy.

“Pada 2014 Surya Paloh menawarkan Sonagol menjual BBM dengan harga murah. Namun ketika diproses di kilang Indonesia, harganya menjadi lebih mahal. Karena ada biaya tambahan untuk menyesuaikan dengan kilang di sini,” imbuh Fahmy.

Karena ada biaya tambahan itu, lanjutnya, harga jual BBM pertalite yang dihasilkan, menjadi mahal. Selanjutnya, Pertamina tidak melanjutkan kerja sama bisnisnya. Dan memilih importir lama dengan pertimbangan harga. “Kayaknya itu enggak lama. Sehingga tidak benar kalau Surya Paloh masih berbisnis pertalite,” papar mantan anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas itu.

Terkait importasi BBM di Pertamina, Fahmy menilai belum betul-betul transparans. Artinya, potensi terjadinya moral hazard masih cukup tinggi. “Sehingga keputusan pemerintah menghapus premium perlu kita dukung. Selanjutnya pertalite juga dihapus digantikan pertamax yang RON-nya di atas 91,” ungkapnya.

Terkait masa transisi dari pertaite ke pertamax, Fahmy mengingatkan agar pemerintah ekstra hati-hati. Ada dua implikasi yang perlu dicermati yakni inflasi dan penurunan daya beli. “Presiden Jokowi kan ingin memperkuat daya beli sebagai penopang pertumbuhan ekonomi. Jangan sampai masyarakat dipaksa ganti pertamax, waktunya tidak tepat yang berdampak kepada penurunan daya beli,” paparnya.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button