News

Pengamat: PPP Harus ‘Jas Merah’ terhadap Suharso Monoarfa

Jumat, 23 Sep 2022 – 20:19 WIB

Kudeta terhadap Suharso Monoarga, Mukernas PPP Dinilai Ilegal

Mungkin anda suka

Suharso Monoarfa (Foto: Antara)

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disarankan untuk tidak melupakan jasa-jasa Mantan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. Intinya, Jas Merah alias jangan sekali kali melupakan sejarah.

Pengamat Politik dan CEO Point Indonesia Karel Susetyo mengatakan hal itu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (23/9/2022) malam. Hal itu ia sampaikan merespons aksi massa dari Pemuda Muslim Metropolitan (PMP) yang menggelar demonstrasi di depan Gedung DPP Partai PPP Kamis (22/9/2022).

Mereka menuntut Mantan Ketua Umum PPP sekaligus Menteri Bappenas Suharso Monoarfa untuk diberi hukuman atas ucapannya yang diduga menghina kiai. Andi, pimpinan  demo PMP menyebut, diturunkannya Suharso dari jabatan Ketua Umum masih belum cukup atas perbuatannya.

Karena itu, kata Andi, massa aksi membawa dua tuntutan, yaitu meminta Polri menindaklanjuti laporan dugaan penghinaan kiai dan menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera memecat Suharso dari jabatan menteri.

Menurut Karel Susetyo, tuntutan yang diajukan para pendemo sangatlah berlebihan. Pertama, Soal isu ‘amplop Kiai’ jelas itu didesain oleh pihak yang ingin menjatuhkan Suharso Monoarfa.

Sebab, pernyataan itu dilakukan dalam forum terbatas dan tidak lepas kaitannya antara teks dan konteks, yakni soal pencegahan korupsi di KPK. Apalagi kita tahu bahwa video pidato Suharso itu dipenggal-penggal dan akhirnya disebar secara tak bertanggung jawab.

Kedua, Suharso Monoarfa sendiri sudah meminta maaf secara terbuka atas pernyataan tersebut. Dan memberi penjelasan kepada publik.

Ketiga, soal pemecatan Suharso Monoarfa dari jabatan Menteri PPN/Bappenas, sangat tak berdasar. Sebab, Suharso masih menunjukkan kinerja dan performa terbaiknya, apalagi terkait percepatan pembangunan IKN.

“Jelas sudah motif sebenarnya dari para pihak yang melakukan kudeta terhadap Suharso, yakni menginginkan jabatan yang sekarang diemban Suharso,” timpal dia.

Karel menambahkan, seluruh kader PPP harusnya berpegang pada prinsip “Jas Merah” terhadap sosok Suharso Monoarfa, yakni ‘Jangan sekali kali melupakan sejarah’, bahwa dirinya punya jasa banyak terhadap PPP.

Salah satunya adalah upayanya menyelamatkan PPP dari kegagalan elektoral pemilu 2019, setelah Ketum PPP Muhammad Romahurmuziy ditangkap OTT (Operasi Tangkap Tangan) oleh KPK.

“Suharso lah yang sebagai PLT Ketum PPP ketika itu turun ke basis konstituen PPP untuk merebut lagi kepercayaan yang telah hilang paska ditangkapnya Romahurmuziy. Kerja keras tersebut berbuah hasil, PPP lolos ke Senayan dengan raihan 19 kursi,” imbuhnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button