Hangout

Penderita Diabetes 25 Kali Lebih Berisiko Alami Kebutaan

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit pembuluh darah yang dapat mempengaruhi seluruh organ tubuh manusia, salah satunya adalah mata. Lantas, apa saja efek diabetes pada mata? Ternyata penderita diabetes 25 kali lebih berisiko alami kebutaan.

Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), sebagai dokter spesialis katarak di JEC Eye Hospitals and Clinics menjelaskan, diabetes dapat mengakibatkan gangguan mata yang sering terjadi seperti mata kering atau dry eyes diplopia, glaukoma, dan retinopati diabetika, bahkan sampai menyebabkan kebutaan. Mata merupakan organ yang memiliki pembuluh darah terbanyak di tubuh manusia.

“Penderita diabetes melitus mempunyai 25 kali lebih tinggi untuk mengalami kebutaan dari yang tidak menderita diabetes,” kata Referano saat temu media virtual, Jakarta, Selasa, (16/11/2021).

Ketika seseorang mengalami kebutaan, kualitas hidup bisa berkurang bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk keluarga.

“Bayangkan kalau kita mengalami kebutaan. Bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga keluarga kita, juga kita tidak bisa bekerja, dan menggerakkan perekonomian,” tambahnya.

Hal yang menyebabkan kebutaan adalah adanya penyakit katarak dan retinopati diabetika efek dari adanya penyakit diabetes.

Sayangnya, para penderita diabetes melitus tidak menyadari sedari dini adanya penyakit tersebut pada dalam dirinya. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya komplikasi yang tidak disadari datang karena penyakit diabetes yang diderita.

“Kurangnya kesadaran masyarakat cek kesehatan terutama tingkat gula darah menjadi sebab utama. Banyak masyarakat yang tidak secara teratur melakukan cek kesehatan secara berkala, setidaknya setahun sekali,” kata Dr. Bhanu Kumar, BMedSc, SpPD, selaku spesialis penyakit dalam di JEC Eye Hospitals and Clinics.

Perlu diketahui, katarak adalah suatu kondisi kekeruhan pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi buram. Ini bisa terjadi lebih cepat pada pendeirta diabetes.

Gejalannya antara lain adalah mengalami penglihatan berkabut, sering ganti kaca mata, penglihatan dobel, silau, buram, dan lainnya.

“Ada orang yang tiba-tiba, kok kemarin pakai kaca mata ini enak, sekarang sudah buram lagi. Nah, harus segera periksa gula darahnya,” ujar Referano.

Terapi yang terpenting untuk mengatasi katarak tersebut adalah dengan operasi. “Tidak ada satu macam obat pun yang dapat menyembuhkan katarak. Banyak obat yang tersedia di facebook, toko online, dan lainnya, yang menawar untuk menyembuhkan katarak dan laiinya itu tidak benar,” tambah Referano.

Kemudian retinopati diabetika, juga bisa menyebabkan kebutaan. Retinopati diabetika adalah masalah yang terjadi karena kadar gula tinggi dan dapat merusak pembuluh darah di mata.

Ini menyebabkan gangguan pada retina mata. Kondisi ini pun dapat membuat terjadinya kebutaan jika seseorang terlambat mengatasinya. Diabetes bukan hanya menjadi penyakit yang diderita para orang tua. Anak muda juga saat ini banyak yang ditemukan menderita penyakit diabetes.

“Anak muda dengan usia 16 tahun, 17 tahun dengan diabetes, lebih mudah mengalami perburukan masalah mata ini dibanding orang tua yang menderita diabetes,” tambahnya.

Untuk mengatasinya, dibutuhkan pilar hidup sehat. Yaitu menjalankan gaya hidup sehat dengan pola diet seimbang sehingga dapat mengukur asupan karbohidrat yang masuk dalam tubuh agar tidak terjadi lonjakan gula dalam darah.

Kemudian, self monitoring glukosa. Ini penting, karena pasien diabetes harus bisa menangani dirinya sendiri terutama ketika seseorang membutuhkan suntikan insulin.

“Biasanya, dokter juga mengedukasi apa yang harus dikerjakan pasien ketika memasukan insulin,” tambahnya.

Setelah memiliki diabetes, pastikan pasien mendapatkan patauan dari dokter mata, dan juga penyakit dalam. Artinya, agar komplikasi yang timbul segera bisa diatasi.

Jika seseorang penderita diabetes mengalami luka, segera menghubungi dokter bedah. Hal ini agar cepat ditangani.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button