News

Peluang Sandiaga Jadi Cawapres Ganjar Tertutup, Ini Alasannya

Peluang Menparekraf Sandiaga Uno menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo agak sedikit tertutup karena Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab sebagai capres PDIP, Ganjar menyerahkan sepenuhnya keputusan soal cawapres kepada Megawati.

Pengamat Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, peluang Sandiaga menjadi cawapres pendamping Ganjar sempat terbuka usai PPP resmi berkoalisi dengan PDIP. Sebab saat itu Sandiaga memang gencar dikabarkan akan bergabung menjadi kader PPP.

Namun peluang Sandiaga menjadi cawapres terhalang dengan komitmen yang sudah dibuat oleh Ganjar dengan PDIP setelah penetapan capres.

“Tapi masalahnya konon kabarnya, ada dokumen yang ditandatangani oleh pak Ganjar yang ada beberapa poin, mulai dari pertama menjalankan visi misi dan juga nilai-nilai ideologis,” ujar Umam di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Menurutnya dalam poin kesepakatan lain antara Ganjar dengan PDIP menyebutkan juga soal penetapan cawapres yang diserahkan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Artinya Megawati mempunyai kuasa penuh dalam menentukan cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

“Kedua posisi cawapres bagi pak Ganjar akan ditentukan oleh Ketum PDIP, poin ketiga misalnya komposisi portofolio dari pemerintahan yang akan datang kalau pak Ganjar menang juga ditentukan oleh PDIP,” lanjut dia.

Umam menilai PDIP sebenarnya sangat memerlukan dukungan dari kelompok Islam seperti halnya basis dari PPP. Namun karena adanya kesepakatan antara Ganjar dan Megawati itu membuat penetapan cawapres menjadi agak sulit.

“Bagaimanapun PDIP tidak mungkin maju sendiri, dia membutuhkan narasi nasionalis-Islam. Dan satu-satunya partai yang available dalam konteks partai Islam adalah PPP,” imbuhnya.

Dia menduga munculnya poin-poin kesepakatan ini akibat evaluasi dari internal PDIP atas proses di Pemilu 2019 lalu. Sebab meski menjadi parpol pemenang, namun PDIP merasa tidak memiliki kekuasaan dalam pemerintahan Jokowi.

“Pak Jokowi itu kader PDIP tapi ada kekuatan besar lain yang menyetir pak Jokowi sendiri yang di luar kendali bu Mega,” tandasnya.

Dengan adanya kesepakatan ini membuat PPP tidak lagi ngotot mengajukan kadernya atau nama Sandiaga Uno sebagai cawapres pendamping Ganjar di Pilpres 2024. Selain alasan kesepakatan, PPP juga merasa berutang budi kepada PDIP saat Pemilu 2019 lalu.

“Oleh karena itu kenapa PPP bisa begitu ikhlas, begitu ikhlas memberi kontribusi tanpa ada motif yang sebagaimana dilakukan oleh Cak Imin misalnya di PKB begitu ngotot untuk dapat posisi cawapres dan sebagainya,” tutup Umam.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button