Market

Pelemahan IHSG Berlanjut, Tiga Saham Jadi Pilihan di Sesi Kedua

Hingga penutupan sore nanti, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang berlanjut melemah setelah mencapai rekor baru sepanjang sejarah. Tiga saham mendapat rekomendasi positif. Apa saja?

Pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 6.985,81. Investor asing pada perdagangan hari ini  tercatat melakukan net buy hingga Rp422,29 miliar di pasar reguler.

Adapun 5 saham yang paling banyak asing beli adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Sedangkan 5 saham yang ramai asing jual adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS siang ini berakhir menguat ke level 14.293 dari hari sebelumnya di level 14.310. Sementara yield Surat Utang Negara (tenor 10 tahun) ditutup naik ke level 6,835% dari 6,851% pada hari sebelumnya.

IHSG Cetak Rekor Baru

Hendry Andrean, analis riset OCBC Sekuritas mengatakan, IHSG pada perdagangan sesi pertama hari ini terlihat ditutup melemah tipis. “Padahal, sebelumnya IHSG dibuka dan berjalan menguat sejalan dengan tren penguatan bursa regional Asia lainnya dimotori oleh penguatan lanjutan indeks Hang Seng hingga hanpir 6%,” katanya dalam riset yang rilis di Jakarta, Kamis (17/3/2022) siang.

IHSG bahkan sempat menyentuh level psikologis baru di 7.000-an sebelum akhirnya berbalik melemah. “Tren positif bursa regional Asia tampaknya merespons kepastian bank sentral AS, The Fed yang telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi pada FOMC semalam,” papar Hendry.

Kenaikan suku bunga acuan tersebut, ungkap dia, merupakan yang pertama sejak Desember 2018. The Fed juga memaparkan kebijakan kenaikan suku bunga acuan yang agresif ke depannya dengan target kenaikan suku bunga acuan pada setiap 6 FOMC meeting mendatang.

Menurut dia, The Fed tetap pada pendiriannya untuk kembali menerapkan kebijakan moneter ketat. Tujuannya, untuk meredam tingginya tren inflasi AS meski ekonomi global masih dipenuhi ketidakpastian akibat pengaruh perang Russia vs Ukraina yang masih terus berjalan.

Kondisi ekonomi global masih dipenuhi ketidakpastian karena belum terlihat tanda-tanda perang Russia vs Ukraina akan segera berakhir. “Mengingat kondisi tersebut, kami perkirakan IHSG berpotensi melanjutkan tren pelemahannya di sesi kedua nanti,” ungkap Hendry.

“IHSG kami perkirakan berpeluang untuk menguji level support 6.973 di sesi II nanti.”

Saham-saham Pilihan Sesi Kedua

Di atas semua itu, ia menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:

  1. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)

“Saham BUKA kami perkirakan berpeluang untuk bergerak dalam tren menguat terutama jika saham ini mampu terus bergerak di atas level support kritikal 258,” ujarnya.

Secara teknikal, support berada di 258 dan resistance di 302. Rekomendasi speculative buy untuk BUKA di level 266-276.

  1. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)

“Saham SMGR kami perkirakan berpeluang untuk bergerak dalam tren menguat terutama jika saham ini mampu terus bergerak diatas level support kritikal 6.625,” ucapnya.

Secara teknikal, support saham SMGR berada di 6.625 dan resistance di 7.150. Rekomendasi speculative buy untuk SMGR di level 6.750-6.900.

  1. PT Timah Tbk (TINS)

“Saham TINS kami perkirakan berpeluang untuk bergerak dalam tren menguat terutama jika saham ini mampu terus bergerak di atas level support kritikal 1.565,” tuturnya.

Secara teknikal, support saham ini berada di 1.565 dan resistance di 1,770. Rekomendasi speculative buy untuk TINS di level 1.595-1.645.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button