Tuesday, 08 July 2025

PCO Nilai Saran Menteri Karding Kerja di Luar Negeri Perbanyak Opsi: Kita Punya Budaya Merantau

PCO Nilai Saran Menteri Karding Kerja di Luar Negeri Perbanyak Opsi: Kita Punya Budaya Merantau


Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi menilai pernyataan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding soal cari kerja di luar negeri (LN) merupakan upaya memperluas opsi bagi para pencari kerja Indonesia.

“Kita kan harus membayangkan diri kita dalam soal tenaga kerja dan pasar tenaga kerja itu sebagai bagian dari pasar global. Jadi kita tidak hanya inward looking tapi juga outward looking,” kata Hasan dalam konferensi pers di Gedung Kwarnas, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Hasan pun mengibaratkan peluang kerja di luar negeri seperti kesempatan kuliah ke luar negeri, yang sering kali diambil meskipun dalam negeri menyediakan pendidikan yang baik.

“Sama kayak kuliah. Kalau kalian kuliah di dalam negeri, karena di dalam negeri tersedia universitas-universitas dan perguruan tinggi yang baik. Tapi begitu ada kesempatan untuk kuliah ke luar negeri, pasti diambil juga kan? Kemungkinan besar juga diambil kan? Jadi bukan karena tidak ada kesempatan untuk kuliah di dalam negeri, tapi kesempatan di luar negeri itu juga menarik untuk diambil,” jelasnya.

Selain itu, Hasan mengungkap data lapangan pekerjaan di Tanah Air menunjukan tren positif. Di mana, per Februari 2025 sudah tercipta 3,6 juta lapangan kerja.

“Lapangan kerja di Indonesia ada. Tapi ada pilihan di luar negeri yang menarik, kan enggak apa-apa,” ucapnya.

Hasan juga menyebut pendekatan ini sejalan dengan budaya merantau masyarakat Indonesia yang sudah berlangsung lama. Ia juga menekankan pentingnya melihat dunia kerja secara terbuka dan terhubung secara global.

“Jadi kan kita sudah terbiasa juga dengan budaya merantau. Jadi bukan karena tidak ada lapangan kerja di dalam negeri, tapi ada opsi yang menarik itu kan baik juga untuk diambil,” tuturnya.

“Toh banyak negara juga sekarang mengalami kekurangan tenaga kerja. Negara-negara yang jumlah penduduknya sedang mengalami penurunan, mereka mengalami kekurangan tenaga kerja. Kesempatan itu jadi peluang emas buat kita,” ujar Hasan menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding yang menyarankan pengangguran di Indonesia, bekerja di luar negeri.

Hingga saat ini, kata politikus PKB itu, jumlah pengangguran di Indonesia, mencapai 70 juta orang. Dan itu tadi, solusi konkret dan strategis yang ditawarkannya adalah mendorong warga, terutama yang belum terserap lapangan kerja dalam negeri, menjadi pekerja migran terampil.

“Kenapa harus bekerja di luar negeri? Karena ada fenomena aging. Aging itu penurunan tingkat kelahiran dan kematian yang rendah. Di Jepang, Korea, dan Eropa, rata-rata umur penduduknya 80 sampai 90 tahun. Mereka kekurangan tenaga muda. Sementara Indonesia, justru punya bonus demografi. Ini harus kita sambungkan,” jelasnya.

Ia menyebut, hingga saat ini, sudah ada 1,5 juta job order atau permintaan resmi tenaga kerja dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. “ Sebanyak 1,5 juta job order, artinya ada 1,5 juta posisi kerja yang siap diisi anak-anak bangsa kita di luar negeri. Kalau tidak kita fasilitasi, ini menjadi peluang yang hilang,” katanya.

Menteri Karding menegaskan, pekerja migran bukan hanya menjadi solusi ekonomi domestik, tetapi juga bagian dari strategi Indonesia untuk memperluas pengaruh global.

“Anak-anak kita yang kerja di luar negeri bisa jadi duta bangsa. Bahkan suatu saat, orang Indonesia bisa jadi Perdana Menteri di Inggris, seperti halnya orang India,” kata Menteri Karding.

 

Vonita Betalia