Market

Pakar: Airlangga Pimpin RI Bangun Diplomasi Politik dan Ekonomi di IPEF

Senin, 12 Sep 2022 – 14:22 WIB

Pakar: Airlangga Pimpin RI Bangun Diplomasi Politik dan Ekonomi di IPEF - inilah.com

Mungkin anda suka

(Foto: Humas Kemenko Perekonomian)

Kehadiran Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Indo-Pasific Economic Framework (IPEF) patut diapresiasi. Apa yang dilakukannya itu dinilai dapat menjadi jalan diplomasi politik dan ekonomi bagi Indonesia.

Penilai itu datang dari Pakar perdagangan ekonomi dunia dan politik internasional UGM, Riza Noer Arfani. “Bergabungnya Indonesia dalam IPEF akan memberi dampak secara politik dan ekonomi bagi RI. Dalam jangka pendek, bisa memperkuat posisi secara politik Presidensi G20 dan kekuatan ASEAN,” tutur Riza dalam keterangan di Jakarta, Minggu (11/9/2022).

Bagaimanapun, kata dia, Amerika masih memegang kendali dalam bidang ekonomi tertentu. “Maka dalam jangka pendek diplomasi bisa terbentuk dengan bergabung dengan IPEF sebagai pelengkap dari diplomasi ekonomi yang kita bangun pada kawasan yang lain atau skema yang lain seperti RCEP,” papar dia.

Ia menambahkan, untuk jangka panjang, akan banyak dampak pada keseimbangan kekuatan secara politik maupun ekonomi di kawasan.

“Kita masih agak meragukan apa yang diinginkan China dalam keterlibatan mereka di kawasan. Terutama isu-isu profile macam laut China Selatan, sehingga dari sisi itu kita masih butuh pertimbangan dari kelompok yang lain seperti Amerika, Indo Pasifik,“ tegas Riza.

Riza mengatakan, Amerika Serikat berpotensi menjadi kekuatan ekonomi besar dunia meskipun saat ini mereka masih menghadapi ancaman resesi.

“Saya kira kalau dikaitkan dengan kerangka kerja IPEF, sebetulnya yang disasar Amerika utamanya  mengalihkan sumber-sumber, atau akses ekonomi mereka dari China,” ujar Riza.

Ia berharap misi Airlangga ke IPEF sukses membawa peningkatan investasi dari AS ke Indonesia. “Impact-nya perlu kita lihat apakah ada hal hal konkret, misal dalam hal peningkatan investasi Amerika di negara ASEAN, terkhusus Indonesia, itu perlu dilihat dulu, seberapa peluang bisnis industri mereka bisa mendorong untuk melakukan ekspansi bisnis sesuai dengan kerangka kerja yang dirancang,” papar dia.

Dalam kunjungannnya ke AS, Airlangga memang mengajak investor AS untuk masuk ke Indonesia. Ketua Umum Partai Golkar ini mempromosikan peluang besar bagi AS dan RI untuk meningkatkan kerja sama.

Volume perdagangan bilateral RI-AS ditargetkan mencapai 60 miliar dolar AS. Saat ini baru mencapai sekitar 37 miliar dolar AS.

“Investasi AS ke Indonesia masih sangat kecil, sehingga perlu didorong lebih banyak investasi AS ke Indonesia,” kata Airlangga.

Sementara, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai Indonesia membutuhkan modal asing untuk memajukan perekonomian di dalam negeri. Menurutnya, upaya Menko Perekonomian mengajak investor AS relevan dengan kondisi Indonesia yang tengah berupaya memulihkan diri pasca-pandemi Covid-19.

“Ajakan ini sangat relevan dengan kondisi indonesia saat ini yang membutuhkan modal asing untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan kerja sehingga bisa menurunkan angka kemiskinan,” ujarnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button