Ototekno

Operator Seluler Mulai Keranjingan Bisnis FMC, Telkom Targetkan 5 Juta Langganan

Fixed Mobile Convergence (FMC) diprediksi menjadi mesin pertumbuhan finansial terbaru bagi operator telekomunikasi dalam menghadapi tekanan penurunan Average Revenue Per User (ARPU) akibat persaingan harga dan saturasi di layanan seluler.

Keyakinan ini juga diungkapkan oleh SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza. Ia percaya bahwa FMC dapat menjadi mesin pertumbuhan baru dalam aspek keuangan bagi operator jika dapat menghindari perang harga seperti yang terjadi dalam layanan mobile broadband.

Reza menjelaskan bahwa dalam 10 tahun terakhir, industri telekomunikasi mengalami pertumbuhan hanya sebesar 2 persen, sementara belanja modal terus meningkat dan Earning Before Interest Tax and Depreciation (EBITDA) tertekan.

“Bagi Telkom, sejalan dengan strategi korporasi Five Bold Moves, harus ada inovasi bisnis yang menguntungkan masyakarat dan juga negara. Telkom melihat besarnya peluang pasar di fixed broadband karena penetrasinya baru 14 persen dibanding mobile broadband (wireless).  Kalau dengan FMC ini kita bisa dapat next 5 juta pelanggan dalam 5 tahun pertama. Bayangkan kalau kita gabungkan Indihome dengan Orbit nanti yang kick of pemasarannya akan dilakukan pada Agustus mendatang,” ujar Reza dalam diskusi di Jakarta Selatan pada Selasa (23/5/2023).

Img 8027 - inilah.com

Reza optimis bahwa Telkom dapat mencapai target 5 juta pelanggan dalam 1 tahun pertama melalui FMC. “Bayangkan kalau kita gabungkan Indihome dengan Orbit nanti yang kick of pemasarannya akan dilakukan pada Agustus mendatang,” tambah Reza dalam acara yang sama.

Lebih lanjut, Reza menyebut bahwa target mencapai 5 juta pelanggan akan dilakukan melalui cross selling, baik untuk pengguna Indihome maupun pengguna Telkomsel. Kampanye pemasarannya tidak akan dilakukan secara massif, tetapi melalui skema one-on-one selling. Sasaran utamanya adalah pengguna keluarga.

Nantinya, akan ada produk baru yang merupakan “gabungan” dari Indihome dan Telkomsel ini. Harga produk baru ini tidak akan berada di atas ARPU Indihome sebesar Rp265 ribu dan tidak akan di bawah ARPU Orbit sebesar Rp70 ribu.

Dalam kesempatan yang sama, Group Head Indirect Channel Management XL Axiata, Junius Koestadi, mengklaim bahwa XL Axiata adalah pionir FMC di Indonesia saat ini dengan menggabungkan layanan Link Net dalam produk XL Satu.

Saat ini, XL Satu sudah memiliki 350.000 pelanggan, melebihi target 30 persen dari sebelumnya. XL Axiata juga menargetkan mendapatkan 40 persen pelanggan baru pada tahun ini.

“FMC ini demandnya ada, dari survei kami pelanggan menyukai layanan XL Satu karena easy to manage, ada single app, single bill, single kuota dan lainnya yang belum ada di layanan operator negara lain,” kata Junius.

Dengan layanan FMC XL Satu ini, XL Axiata berambisi untuk menyediakan layanan ini di lebih dari 150 kota pada tahun 2025.

Menurut Junius, tantangan terbesar dalam layanan FMC ini adalah integrasi jaringan mobile XL Axiata dengan mitra, dan bagaimana menyatukannya dengan cepat.

“Tantangan lainnya adalah bagaimana mengkomunikasikan XL Satu dan manfaatnya kepada konsumen. Kami selalu menyampaikan bahwa ini adalah internet untuk kebutuhan di luar rumah, di rumah, dan untuk berbagi dengan keluarga,” tambahnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button