News

Oligarki Semakin Berkuasa, Indonesia Butuh Pemimpin Autentik

Analis sosial politik UNJ Ubedilah Badrun menyinggung bahwa oligarki di Indonesia sudah begitu berkuasa, baik pada bidang politik maupun ekonomi. Hal ini menjadi salah satu alasan dibutuhkannya pemimpin autentik (authentic leader) di masa depan.

“Jadi yang terjadi hari ini saya sih melihatnya kita tidak punya authentic leader. Kita sekarang sedang membutuhkan authentic leader yang betul-betul pemimpin dan dia menempatkan kekuatannya termasuk oligarki itu sebagai satu bagian saja dari entitas kebangsaan kita, tidak mudah dikendalikan begitu,” kata Ubed dalam program Inilah Podcast, yang digelar di Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Ia menekankan, jika seorang pemimpin mampu dikendalikan oleh oligarki maka tidak layak menjadi pemimpin bangsa ini. Menurutnya, sosok pemimpin yang tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan oligarki, maka dengan mudahnya oligarki akan menyetir seluruh kebijakan politik.

“Ya karena pemimpinnya nggak punya leadership yang kuat, jadi maka kita memerlukan yang saya sebutkan tadi sebagai authentic leader itu. Kalau kita punya itu, (maka dapat) menempatkan oligarki itu dengan sesuai pada tempatnya. Nah kita ingin geser itu bahwa presiden adalah presiden, dia memimpin seluruh kekuatan politik,” terang Ubed.

Ia juga menanggapi rilis survei Center of Strategic and International Centre (CSIS) soal Anies Baswedan unggul telak dibanding para pesaingnya. Hal ini, menurutnya, karena energi Anies lebih besar dalam menuntaskan berbagai kebijakan publik.

“Ketika Anies membuat Perda dibanding Jokowi ketika membuat aturan itu perbedaan merespons itu sangat terlihat. Saya sih melihat bahwa apa yang sekarang terjadi ini sebetulnya ada ruang juga bagi Anies menunjukkan bahwa dia bukan seperti yang dipersepsikan oleh orang,” ujarnya.

Ubed menyebut bahwa oligarki akan lebih berpihak dan memilih Anies, karena melihat potensi kemenangan besar Anies dalam Pilpres 2024 dibanding kedua lawannya yaitu, Prabowo dan Ganjar. Ia menyebut bahwa inilah saatnya oligarki bertobat.

“Apa mereka (oligarki) nggak mau nanggung risiko terjadi peristiwa besar yang lebih parah dan lebih merugikan mereka misalnya. Jadi mulailah berpikir rasional, jadi saya pikir oligarki juga perlu diingatkan ini episode paling penting dan bangsa ini sudah terlalu rusak menurut saya. Dalam bahasa bertobatlah oligarki itu,” tutur Ubed.

Back to top button