Market

OJK Restui Aksi Korporasi ‘Rights Issue’ Bank Neo Commerce

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) telah resmi mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melanjutkan aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue. BNC akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,61 miliar saham baru.

Demikian melansir keterangan perseroan di Jakarta, Jumat (11/11/2022). Setiap pemegang 18 lembar saham lama yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham per tanggal 22 November 2022, berhak memperoleh 5 HMETD.

Adapun, satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp650 per saham, sehingga jumlah dana yang akan diterima oleh BNC sebesar Rp1,7 triliun.

Dalam prospektus yang diterbitkan, pemegang saham utama BNC, yakni PT Akulaku Silvrr Indonesia, PT Gozco Capital dan Rockcore Financial Technology Co.Ltd akan melaksanakan secara penuh haknya sesuai dengan porsi kepemilikannya.

Adapun, beberapa tanggal penting dalam rights issue BBYB antara lain, tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 November 2022, bersamaan dengan periode perdagangan HMETD yang berlangsung pada 24 – 30 November 2022.

Lalu, akhir pembayaran pemesanan tambahan pada 2 Desember 2022, dengan tanggal penjatahan pada 5 Desember 2022, dan tanggal pengembalian uang pemesanan pada 7 Desember 2022.

“Kami memutuskan untuk mengubah target perolehan dana dari perhelatan rights issue kami kali ini, yang awalnya sebesar Rp5 triliun menjadi Rp1,7 triliun. Angka ini sementara kami nilai sangat cukup untuk menjadi fuel bagi BNC dalam mengeksekusi milestones yang sudah kami rencanakan ke depannya,” ujar Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan.

Dia mengatakan rights issue akan meningkatkan kapasitas pendanaan BNC untuk pengembangan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan berkelanjutan.

“Pelaksanaan right issue merupakan bentuk komitmen perseroan untuk selalu mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk dalam pemenuhan modal inti. Dan target jumlah perolehan dana Rp1,7 triliun tersebut akan digunakan perseroan untuk memperkuat modal inti dan sebagai modal kerja pengembangan usaha perseroan,” ujar Tjandra.

Back to top button