News

NU Bogor Usulkan KH Tubagus Mama Falak Jadi Pahlawan Nasional

Kiai Haji Tubagus Muhammad Falak bin Abbas atau yang populer dengan sebutan Abah Falak/Mama Falak didukung penuh menjadi Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia. Dukungan tersebut salah satunya datang dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor.

Wakil Ketua PCNU Kota Bogor, Rommy Prasetya mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan Mama Falak (kata “mama” dalam bahasa setempat berarti “bapak”) sudah berjuang menegakkan Panji Islam sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang.

Bahkan, tokoh ulama kelahiran Banten ini juga menjadi salah satu penggerak roda Islam di Indonesia.

Selain itu Mama Falak juga mendirikan pondok pesantren di kawasan Pagentongan, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

“Mama Falak telah terbukti memberikan dampak luar biasa bagi perjalanan Bangsa Indonesia. Dari zaman Penjajahan, sehingga Bangsa ini merdeka,” ujarnya dalam persiapan Haul ke-51 Mama Falak Pagentongan, Jumat (7/1/2023).

Selain itu, kata Rommy Prasetya, sudah banyak perjuangan oleh KH Tubagus Mama Falak kepada Bangsa Indonesia.

Maka dari itu, pihaknya pun meminta agar memberikan apresiasi terhadap ketokohan Mama Falak dengan gelar Pahlawan Nasional.

Selain itu, apresiasi lainnya yang sudah terwujud terlihat adanya nama jalan di Kecamatan Bogor Barat yang menggunakan nama Jalan KH Tubagus Muhammad Falak yang dahulunya sebagai Jalan Darul Quran.

Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari kepedulian Pemkot Bogor kepada jasa KH Tubagus Mama Falak.

Dalam momentum haul Akbar ke 51 tahun hari ini Sabtu (7/1/2023), kata Rommy Prasetya, pihaknya akan memperjuangkan KH Tubagus Mama Falak menjadi Pahlawan Nasional.

“Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2009 kiprah Mama Falak sudah memenuhi syarat untuk diajukan menjadi Pahlawan Nasional dan kami akan mendorong Pemkot untuk ikut memperjuangkan tujuan tersebut,” pungkasnya.

KH Tubagus Muhammad Falak (tengah) saat dikunjungi oleh Menteri Agama Saifuddin Zuhri (kanan) di Pagentongan, Bogor, tahun 1966. Dok. Keluarga
KH Tubagus Muhammad Falak (tengah) bersama Menteri Agama Saifuddin Zuhri (kanan) di Pagentongan, Bogor, tahun 1966. (Dok. Keluarga)

Menonjol di Politik

Mama Falak menjadi guru dari berbagai tokoh Islam penting di negeri ini. Ikut melawan Belanda, kiprahnya menonjol di politik sebelum ia meninggal pada 19 Juli 1972 ketika berusia 130 tahun.

Murid kondang Falak saat ini di antaranya adalah Habib Salim bin Jindan. Ulama yang menghasilkan berbagai karya di bidang hadis ini mempunyai empat jilid biografi para gurunya yang berjudul Raudhah Al-Wildan Fi Tsabat Ibn Jindan termasuk di dalamnya Mama Falak tercatat di manuskrip itu.

Kiprah Mama Falak sangat terlihat di kancah politik Indonesia. Salah satu kitab karangan Kiai Tanbih Abdul Karim Kranji berjudul Tanbihul Ikhwan menyebut Falak sebagai ulama berpengaruh di Indonesia. Kitab yang terbit pada 1957 tersebut menjelaskan ulama-ulama ahlusunah wal jamaah yang menjadi rujukan otoritatif di Indonesia saat itu.

Dalam buku Berangkat dari Pesantren karya Kiai Haji Saifuddin Zufri menyebut bahwa Abah Falak bersama Kiai Haji Wahab Hasbullah Jombang, Kiai Haji Abbas Buntet Cirebon, dan Kiai Haji Mustofa Singaparna Tasikmalaya menjadi pemimpin rohani Laskar Hisbullah, laskar rakyat pada masa perjuangan kemerdekaan. Tokoh politik seperti Sukarno, Soeharto, dan para menteri kerap beranjangsana ke rumah Falak.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button