Market

Niat Beralih ke PLTS, PT PLN Butuh Dana Investasi hingga Rp10,5 Triliun

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini berada dalam dilema. Semangatnya untuk beralih ke energi bersih melalui program dedieselisasi terbentur kebutuhan investasi yang cukup besar. Untuk beralih ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) saja perlu dana hingga Rp10,5 triliun.

Ceritanya, PLN sedang menghitung-hitung untuk membangun PLTS berkekuatan 200 megawatt (MW) yang tersebar di 94 lokasi berbeda. Tetapi dananya tidak sedikit, mencapai US$700 juta atau setara Rp10,5 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.008/per US$). Lantas bagaimana kelanjutannya?

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, mengatakan rencana ini akan tetap menjadi bagian program dedieselisasi ke depan. Program dedieselisasi merupakan konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).

“PLN menyadari program dedieselisasi membutuhkan investasi yang besar, baik dari segi keuangan maupun sumber daya teknologi,” kata seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (28/5/2023).

PLN telah merancang program jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapat target net zero emission (NZE) di 2060 atau lebih cepat. Untuk jangka pendek yang tengah dilakukan ialah proyek dedieselisasi pembangkit berbahan bakar fosil kapasitas 1 gigawatt (GW) dengan mengganti ke pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Evy menjelaskan program dedieselisasi pembangkit fosil bakal mendapat dukungan dari Kemitraan Transisi Energi yang Adil atau Just Energy Transition Partnership (JETP). Program kemitraan Indonesia dengan negara maju telah diluncurkan pada rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022. Total nilai pendanaan mencapai US$20 miliar atau setara Rp300 triliun. “Di G20 tahun lalu, pemerintah telah menandatangani kesepakatan dengan JETP menyediakan dana untuk berbagai program hijau di Indonesia,” ujarnya.

Evy menambahkan, PLN melalui subholdingnya, PLN Nusantara Power dan PLN Indonesia Power terus mencari partner strategis dalam berkolaborasi demi menyukseskan program dedieselisasi. Tantangan utama program tersebut ialah banyaknya pembangkit yang tersebar di daerah-daerah terpencil.

“Kolaborasi yang baik antara PLN, pengembang, lembaga keuangan, dan mitra strategis lainnya sangat penting untuk keberhasilan program dedieselisasi,” ujarnya.

Head of JETP Secretary Edo Mahendra mengungkapkan dari Februari hingga Agustus 2023, tengah digodok secara detail rencana untuk pengalokasian komitmen dana sebesar US$20 miliar. Harapannya, berbagai program transisi energi yang sudah dirancang oleh negara-negara yang tergabung dalam JETP bisa segera dijalankan.

“Kita sudah membangun pondasinya. Kami bersyukur ada dukungan dan komitmen yang diberikan oleh komunitas internasional dalam transisi energi,” jelas Edo.

Ia menyebut program dedieselisasi dan pembangunan pembangkit EBT lainnya yang dilakukan PLN merupakan pilot program dalam JETP. Pihaknya memberikan dukungan penuh agar program dedieselisasi ini bisa sukses. “Keberhasilan proyek ini akan menjadi rujukan untuk lebih banyak program transisi energi selanjutnya,” pungkas Edo.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button