Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan penilaian situasi dengan para pejabat militernya di Komando Pusat di Yerusalem pada Kamis (6/6/2024).
“Israel berada dalam pertempuran yang sulit di banyak bidang. Kami berperang di selatan dan di utara, kami juga berperang di sini di Yudea dan Samaria,” kata Netanyahu mengacu pada Tepi Barat yang diduduki.
“Upaya ini dilakukan di tengah tekanan internasional yang sulit terhadap kami. Namun saya dapat menjamin satu hal: apa pun yang dilakukan hal itu tidak akan terjadi – kami akan mengubah kenyataan ini,” tambahnya.
Mengutip Associated Press, Jumat (7/6/2024), Netanyahu mengirim pasukan jauh ke dalam Kota Rafah di Gaza selatan dan berjanji untuk melanjutkan serangan sampai ‘kemenangan total’ atas Hamas. Itu sasaran yang sulit dicapai dan tidak jelas, yang oleh banyak orang dinilai tidak sesuai dengan sasaran lainnya, yaitu mengembalikan banyak sandera yang masih disandera oleh Hamas.
Pemimpin Rezim Zionis Yahudi itu berulang kali menunjukkan bahwa dia sendiri yang akan menentukan jalannya perang. Hal terbaru yang dilakukan adalah menolak pengajuan gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden. Padahal menurut Biden, gencatan senjata itu diusulkan oleh Israel sendiri.
