Market

Negara Lain Krisis Pangan, RI Malah Sumbang Sampah Makanan Terbesar Kedua di Dunia

Senin, 15 Agu 2022 – 22:15 WIB

Krisis Pangan, RI Sumbang Sampah Makanan Terbesar Kedua di Dunia

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi.

Secara global, 1,3 miliar ton makanan terbuang tiap tahun. Berdasarkan The Economist Intelligence Unit (EIU), Indonesia penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Sarinah Bebas Food Waste, di Gedung Sarinah, Jakarta, Senin (15/8/2022).

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Indonesia Ritel Summit 2022 yang digelar Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dalam rangka hari Ritel Modern Indonesia (Harmoni).

Arief mengatakan, menurut kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), food loss and waste (FLW) atau sampah makanan di Indonesia pada 2000-2019, berkisar 23-48 juta ton/tahun. Atau setara 115–184 kg/kapita/tahun. Kalau dirupiahkan mencapai Rp213 triliun hingga Rp551 triliun per tahun.

Padahal, kata Arief, FLW apabila dikelola dengan baik bisa disalurkan untuk makan 61 juta hingga 125 juta orang, atau setara 29%-47 persen rakyat Indonesia. Besarnya potensi FLW tersebut menjadi perhatian serius NFA.

Arief mengatakan, permasalahan ini merupakan bagian dari tanggung jawab NFA. Namun, perlu sinergi dan kontribusi dari seluruh stakeholder pangan nasional, untuk menekan angka FLW di Indonesia.

Untuk itu, kata Arief, NFA menyambut baik terlaksananya penandatanganan MoU antara NFA, Sarinah, Hippindo, dan Yayasan Surplus, yang menginisiasi gerakan “Sarinah Bebas Food Waste”.

“Sinergi ini merupakan langkah yang baik dalam memerangi food loss and waste yang masih sangat tinggi. Diharapkan semua pihak dapat segera mengeksekusi berbagai program yang telah disusun, agar segera memberikan hasil konkrit,” ujarnya.

Arief menambahkan, aksi mengurangi FLW merupakan hal yang mendesak. Pasalnya pemborosan makanan memiliki keterkaitan erat dengan kerawanan pangan dan gizi. Berdasarkan data kerawanan pangan dan gizi NFA, tercatat ada sekitar 74 kabupaten/kota masuk kategori wilayah rentan rawan pangan. Jumlah tersebut berarti 14% dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button