Market

Naik di Atas 300 Persen, Belanja Modal PGEO Capai Rp3,81 Triliun

Emiten anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk menyiapkan anggaran belanja modal sebesar 250 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2023. Jika dirupiahkan, capital expenditure (capex) emiten berkode saham PGEO itu setara Rp3,81 triliun mengacu pada kurs Rp15.278 per dolar AS.

Direktur Keuangan PGEO Nelwin Aldriansyah menyampaikan, anggaran belanja modal tahun 2023 naik 316,67 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 60 juta dolar AS.

“Penggunaan belanja modal pada 2023, di antaranya untuk pemeliharaan dan operasi wilayah kerja panas bumi yang sudah ada, pembangunan pembangkit listrik tambahan 55 mega watt (MW) di Wilayah Kerja (WK) Lumut Balai, dan pembangunan infrastruktur pendukung tambahan,” ujar Nelwin dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Dia mengatakan WK Lumut Balai Unit 2 yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi, diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada tahun 2024.

Entitas usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) ini menyiapkan investasi sebesar 1,6 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan untuk mendukung peningkatan kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW, dari 672MW pada 2022 menjadi 1.272MW pada tahun 2027.

“Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya 1,6 miliar dolar AS,” ujar Nelwin.

Selanjutnya, pada 2024 PGE menyiapkan investasi baru senilai total 350 juta dolar AS, yang mana apabila ditotal perseroan menyiapkan investasi senilai 1,6 miliar dolar AS sepanjang 2023 hingga 2027.

ThinkGeoEnergy melaporkan kapasitas terpasang panas bumi dunia mencapai 16.127 MW pada 2022, meliputi Amerika Serikat (AS) dengan kapasitas terpasang terbesar 3.794 MW, disusul oleh Indonesia sebesar 2.356 MW, dan Filipina sebesar 1.935 MW.

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mencatat realisasi kapasitas terpasang dari sumber energi baru terbarukan (EBT) mencapai 12.557 MW hingga 2022, lebih dari target sebesar 12.529 MW.

Dari jumlah tersebut, 8.680 MW merupakan PLT EBT ongrid atau tersambung dengan jaringan listrik PLN, dan selebihnya atau 3.877 MW adalah PLT EBT offgrid.

Dari total kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 2.356 MW tersebut, PGE saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, yaitu 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama atau joint operation contract.

Kapasitas PLTP 672 MW (own operation) tersebut dibangkitkan dari enam area, yaitu Kamojang, Jawa Barat 235 MW, Lahendong, Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu, Lampung 220 MW, Sibayak, Sumatera Utara 12 MW, Karaha, Jawa Barat 30 MW, dan Lumut Balai, Sumatera Selatan 55 MW.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button