Market

Minyak Goreng Murah Bikin Inflasi Juli Reda di Purwokerto-Cilacap

Selasa, 02 Agu 2022 – 21:40 WIB

Minyak Goreng Murah Bikin Inflasi Bulan Juli Reda di Purwokerto-Cilacap - inilah.com

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bersama Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga melayani pembelian Minyakita saat Peluncuran Minyak Goreng Kemasan Rakyat (Minyakita) di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 6 Juli 2022). (Foto: Inilah.com/Didik Setiawan)

Program minyak goreng murah yang digelontorkan pemerintah telah mampu menekan inflasi pada bulan Juli 2022 di Purwokerto dan Cilacap.

“Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), inflasi pada bulan Juli 2022 di Purwokerto tercatat sebesar 0,39 persen (mtm), sedangkan di Cilacap sebesar 0,35 persen (mtm),” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Rony Hartawan dalam keterangan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/8/2022).

Ia mengatakan inflasi pada Juli 2022 tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya. Sebab, pada Juni 2022 di Purwokerto tercatat inflasi sebesar 0,59 persen (mtm) dan Cilacap mencapai 0,71 persen (mtm).

Menurut dia, penurunan inflasi pada bulan Juli di Purwokerto dan Cilacap tersebut terjadi karena adanya koreksi harga sejumlah komoditas, salah satunya minyak goreng.

“Dengan adanya program minyak goreng curah rakyat (MGCR) yang murah turut menekan inflasi di Purwokerto dan Cilacap,” katanya menjelaskan.

Selain minyak goreng, kata Rony, tekanan inflasi lebih besar di Purwokerto dan Cilacap juga dipengaruhi oleh koreksi harga terhadap komoditas bawang putih, beras, dan gula pasir.

Bahkan, lanjut dia, koreksi harga emas perhiasan turut memengaruhi inflasi pada bulan Juli 2022 di Purwokerto.

Kendati demikian, dia mengakui laju inflasi bulan Juli 2022 di Purwokerto dan Cilacap masih dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas cabai, bawang merah, serta daging ayam ras.

“Kenaikan harga komoditas cabai dan bawang merah disebabkan oleh menurunnya pasokan akibat faktor cuaca berupa curah hujan yang tinggi, sehingga mendorong peningkatan hama dan penyakit tanaman. Sementara kenaikan harga daging ayam ras dipengaruhi oleh kanaikan harga pakan,” kata Rony.

Ia mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas dan Cilacap telah melakukan beberapa upaya pengendalian inflasi secara sinergis, antara lain melalui pelaksanaan rapat koordinasi TPID untuk memastikan ketersediaan pasokan dan pelaksanaan operasi pasar cabai merah.

Selain itu, melakukan identifikasi BUMD/BUMP yang potensial untuk dijadikan sebagai mitra kerja sama antardaerah (KAD) dalam rangka pengendalian inflasi dan pelaksanaan KAD komoditas sapi.

Disinggung mengenai kemungkinan laju inflasi pada bulan Agustus 2022 dapat ditekan seiring dengan penurunan permintaan dari masyarakat karena dalam budaya Jawa ada larangan menggelar hajatan pada bulan Sura, Rony mengatakan BI hingga sekarang belum pernah meneliti secara mendalam terkait dengan permasalahan tersebut.

Menurut dia, salah satu faktor pendorong inflasi bulan Juli adalah kenaikan harga nasi dengan lauk di tengah kenaikan harga bahan, termasuk kenaikan harga produk hortikultura akibat pengaruh perubahan cuaca serta kenaikan harga daging ayam ras akibat harga pakan.

“Memang sejatinya karena faktor suplai dan distribusi. Kami belum pernah meneliti secara mendalam pengaruh kegiatan atau event terhadap penurunan konsumsi masyarakat secara umum, mengingat banyak juga masyarakat pendatang dan wisatawan di Banyumas Raya,” katanya.

Namun demikian, kata dia, pola konsumsi rumah tangga tentunya dapat berdampak terhadap penahanan laju inflasi pada bulan Agustus bila faktor lain ceteris paribus (dengan hal-hal lainnya tetap sama, red.).

“Semoga bisa jadi salah satu faktor penahan laju inflasi, mengingat inflasi di Purwokerto dan Cilacap secara year to date (ytd) terus bergerak naik,” kata Rony.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button