News

Meutya Hafid: Pembentukan KIB untuk Hindari Perpecahan Bangsa

Ketua Bidang MPO (Media dan Penggalangan Opini ) Partai Golkar, Meutya Hafid mengatakan, pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) oleh Partai Golkar, PAN dan PPP untuk mengantisipasi perpecahan yang mungkin terjadi di tengah masyarakat pada Pilpres 2024.

Dengan koalisi ini, KIB sudah mengantungi tiket untuk mencalonkan Presiden dengan ambang batas 20 persen kursi parlemen atau presidential threshold (PT). Golkar memiliki PT 12,31 persen, PAN 6.84 persen dan PPP 4,53 persen jumlah kursi. Sehingga total kursi yang dimiliki KIB sebesar 23,67 persen.

“Ini menunjukkan KIB sudah mampu untuk mengusung pasangan capres dan cawapres sendiri,” kata Meutya kepada wartawan, Selasa (31/5/2022).

Namun hingga kini KIB belum menentukan siapa calon presiden yang akan diusung, meski anggota koalisi sudah memiliki jago masing-masing. Termasuk Golkar yang sesuai amanat Munas dan Rapimnas akan mengusung Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, sebagai Calon Presiden di Pilpres 2024.

“KIB juga masih membuka pintu lebar-lebar untuk masuknya anggota koalisi baru dari partai mana pun yang memiliki tujuan, platform dan ide-ide yang sejalan,” ujar Meutya.

Meutya menambahkan, Golkar senantiasa menjaga hubungan yang mesra dan saling menghormati dengan semua partai yang ada di Tanah Air. Golkar juga tidak melakukan intervensi ke partai lain dan tidak berharap ada intervensi partai lain ke Golkar.

Menurutnya, Golkar saat ini dalam posisi yang sangat solid untuk mendukung pencalonan Airlangga Hartarto sebagai calon Presiden. Kondisi internal Golkar juga tidak ada perpecahan, bahkan isu-isu tersebut sudah dibantah oleh semua pihak di Golkar.

Menanggapi komentar Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Desmon Mahesa, bahwa Airlangga beruntung bisa lolos dari Munaslub, dinilai Meutya sebagai pernyataan yang tidak berdasar dan harus diralat mengingat soliditas kuat yang ada di Golkar saat ini.

“Dalam berpolitik yang cerdas dan sehat, Golkar berharap masing-masing partai untuk menunjukkan sikap saling menghormati, tanpa harus memberikan pernyataan negatif terhadap partai lain,” tambah Meutya.

Seperti tujuan awal berdirinya KIB, diharapkan hubungan baik yang saling menghargai itu menjadi tali pengikat persatuan dan bukan merupakan sumber perpecahan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button