Market

Meski Tua, Kilang Plaju Tetap Bisa Amankan Pasokan BBM di Sumbagsel

Dengan desain kilang yang berkapasitas pengolahan 126 ribu barel per hari, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan rantai pasok bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji di regional Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) dalam keadaan aman.

“Kami sudah ke (Terminal Bahan Bakar Minyak/TBBM, red.) Kertapati, alhamdulillah laporannya, ‘support’ (BBM, red.) dari Plaju aman,” kata Anggota Komite BPH Migas, Abdul Halim terkait dengan hasil lawatan ke Refinery Unit III PT Kilang Pertamina Internasional di Plaju, Palembang, Minggu (28/5/2023).

Tim BPH Migas mengunjungi Terminal BBM Kertapati Region Sumbagsel PT Pertamina Patra Niaga di Palembang pada Jumat (26/5/2023).

Pihaknya berkewajiban memastikan kelancaran suplai BBM, termasuk melakukan pengawasan sedemikian rupa, agar distribusi dan subsidi BBM tepat sasaran. “Keputusan BPH Migas berdiri di atas tiga pilar kepentingan, yakni pemerintah, badan usaha, dan masyarakat, yang bersinergi untuk saling menguatkan,” katanya.

Anggota Komite BPH Migas, Eman Salman Arief mengatakan pada Ramadan dan Idul Fitri, beberapa waktu lalu, suplai BBM secara nasional dan di Sumbagsel juga lancar. “Semuanya ikut berperan dalam kelancaran ini,” kata dia.

Pola suplai energi di regional Sumbagsel, salah satu sumbernya dari Kilang Pertamina Plaju, yang berkontribusi 60 persen. Produk yang disuplai ke TBBM Kertapati, yakni Pertalite, Pertamax, Biosolar B35, Pertamina Dex, dan Dexlite.

General Manager (GM) Kilang Pertamina Plaju, Yulianto Triwibowo menegaskan kondisi operasional kilang RU III dalam keadaan aman, andal, dan efisien, sehingga terus memberikan kontribusi positif bagi suplai energi di Sumbagsel maupun secara nasional.

“Untuk ukuran kilang yang ditinggalkan oleh Shell sejak 1964, alhamdulillah kita masih bisa memberikan kontribusi terbaik,” tuturnya.

Kilang Plaju didirikan oleh Shell pada 1904, sedangkan Kilang Sungai Gerong didirikan pada 1926 oleh Stanvac. Keduanya kemudian dinasionalisasi dan dikelola negara melalui Pertamina sejak 1964.

Ia menjelaskan kehadiran produk-produk berkualitas yang dihasilkan Kilang Pertamina Plaju yang memiliki luas 411 hektare juga ditopang peningkatan angka Yield Valuable Product (YVP) sekitar 10 persen dari target, tanpa modifikasi desain kilang yang berarti.

Komite BPH Migas didampingi rombongan manajemen Kilang Pertamina Plaju kemudian meninjau langsung fasilitas blending di Kilang Pertamina Plaju guna memastikan keandalan dan quality control (QC) yang terjaga.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button