News

Mereka yang Rentan Terinfeksi HIV, Siapa Saja?

Publik dikejutkan dengan berita penyebaran HIV (Human Immunodeficiency Virus), virus mematikan yang menyerang kekebalan tubuh, di kalangan mahasiswa di Bandung. Dampak HIV sangat fatal, dan hingga kini belum ditemukan obat penyembuhnya.

Penyebaran virus HIV memang tak pandang bulu. Secara teknis penularan terjadi manakala cairan tubuh pengidap HIV –darah, sperma, cairan vagina– berpindah ke orang yang sehat.

Berikut ini kelompok orang yang berisiko paling tinggi terkena HIV:

  • Pelaku seks bebas

Mereka yang aktif melakukan seks bebas, kerap bertukar pasangan, adalah kelompok yang paling kerap tertular. Heteroseksual dan homoseksual sama-sama memiliki peluang terinfeksi virus jahat ini. Beberapa penelitian menyebut seks anal juga meningkatkan kemungkinan tertular.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Ari Fahrial Syam menyebutkan bahwa pelaku seks bebas adalah kelompok yang paling rentan. “Saya temukan di ruang praktek. Sebagian besar tidak menyangka bahwa mereka terkena HIV/AIDS. Sebagian kecil sudah merasakan kemungkinan menderita HIV/AIDS karena perilaku seks bebas yang dilakukan,” ujarnya.

Prof Ari menyebut beberapa pasien yang dia tangani merupakan anak muda yang mendapat HIV/AIDS karena setiap minggu mencari hiburan dengan pergi ke tempat-tempat yang menyediakan wanita untuk dikencani.

Ada juga seorang bapak yang sudah beristri didapat karena setiap dinas ke luar kota menyempatkan untuk pijat dan mendapatkan pelayanan plus-plus.

  • Pengguna narkoba suntik

Para pecandu narkoba dengan cara disuntik merupakan kelompok yang juga paling rentan tertular. Penggunaan jarum suntik secara bergantian, bila salah satu penggunanya positif HIV, maka langsung menginfeksi pengguna jarum yang lainnya. Tak cuma HIV, virus lain seperti hepatitis juga dapat menyebar dengan cara ini.

Darah yang terinfeksi terdapat pada semprit (insul) kemudian disuntikkan bersama dengan narkoba saat pengguna berikut memakai semprit tersebut. Ini adalah cara termudah untuk menularkan HIV karena darah yang terinfeksi langsung dimasukkan pada aliran darah orang lain.

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa HIV dapat bertahan hidup selama sedikitnya empat minggu dalam semprit bekas pakai.

Yang mencengangkan, tingkat infeksi HIV di kalangan pengguna narkoba suntik sangat tinggi. Data resmi Kementerian Kesehatan menunjukan dari semua pengguna narkoba suntik di kota besar, 40 persen tertular HIV.

Sedangkan pengguna narkoba suntik di daerah pedesaan sebanyak 30 persen terinfeksi. Untuk itu, pengguna narkoba didorong ikut rehabilitasi agar pulih demi menekan risiko penularan HIV.

Selain jarum suntik narkoba, penggila tato dan tindik juga berisiko tertular. Seorang turis asal Australia pernah membuat pernyataan terbuka bahwa dia terinfeksi HIV setelah membuat tato di Bali.

  • Ibu rumah tangga yang tertular dari suami

Stigma bahwa HIV cuma menginfeksi pekerja seks dan pelanggannya harus mulai dibuang jauh-jauh. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, ibu rumah tangga termasuk kelompok paling berisiko terjangkit infeksi yang belum bisa disembuhkan ini.

Data resmi di Indonesia puluhan ribu ibu rumah tangga terinfeksi HIV. Umumnya, ibu rumah tangga terinfeksi HIV dari suami yang memiliki perilaku berisiko. Termasuk di antaranya bergonta-ganti pasangan dan menggunakan jarum suntik yang tidak steril, seperti pada penyalahgunaan narkoba.

Usaha pencegahan penyebaran dan penularan HIV pada kelompok ibu rumah tangga menemui beberapa hambatan. Misalnya karena mereka sedang hamil sehingga menolak untuk menjalani tes HIV. Selain itu, mereka menolak biasanya juga karena merasa malu, tabu, atau sudah merasa bahwa ia dan pasangannya tidak pernah berhubungan seksual dengan orang lain.

Menurut Yusniar Ritonga, seorang konselor HIV/AIDS, hanya ada 10 persen orang yang bersedia ikut dalam tes HIV setelah mereka menikah. Padahal, seperti yang kita tahu, ada banyak cara penularan.

Jika melakukan tes HIV dianggap tabu, ibu rumah tangga bisa menggunakan kartu skor. Isinya adalah pertanyaan-pertanyaan terkait pekerjaan dan aktivitas seksual baik aktivitas seksual individu maupun aktivitas seksual pasangan.

Jadi, bukan berarti sebagai ibu rumah tangga, Anda sudah dijamin aman dari penularan HIV. Semua orang bisa saja berisiko tertular HIV. Karenanya, lebih baik mencegah dan mengobatinya secepat mungkin.

  • Bayi yang tertular dari ibunya

Penularan HIV dari ibu ke bayi sela disebut transmisi perinatal. Seorang ibu hamil yang dinyatakan positif HIV/AIDS dapat menularkan virus pada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Cara penularan HIV dari ibu ke bayi selama kehamilan terjadi melalui darah.

Perlu diketahui bahwa janin dalam kandungan mendapatkan asupan makanan dari darah melalui tali plasenta. Tali tersebut yang menjadi media penularan HIV dari ibu ke janin selama kehamilan.

Itulah sebabnya ibu hamil yang terdeteksi positif HIV wajib minum obat antiretroviral (ARV) selama kehamilan. Cara ini bisa dibilang cukup efektif untuk menekan jumlah virus dalam darah, sehingga mengurangi risiko penularan.

Lantas, apakah bayi yang dikandung oleh ibu yang mengidap HIV pasti akan tertular? Jawabannya, tidak. Risiko penularan HIV dari ibu hamil ke janin yang dikandung kemungkinannya sekitar 2-10 persen. Jadi, kemungkinan untuk bayi lahir sehat tanpa tertular HIV saat dalam kandungan tetap ada.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button