Market

Menteri Erick Tunjuk Dudung Jadi Komut Pindad Gantikan Andhika

Menteri BUMN Erick Thohir memberhentikan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa dari komisaris Utama  (komut)  PT Pindad (Persero).

Selanjutnya, Menteri Erick memilih KASAD Jenderal Dudung Abdurachman sebagai penggantinya. Informasi saja, Andika telah menjabat komisaris uatama (komut) PT Pindad (persro) sejak menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD).

Hal itu diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, Kamis (23/12/2021). “Diharapkan, dengan bergabungnya Bapak sebagai Komisaris Utama PT Pindad (Persero) akan memberikan tambahan dukungan untuk bisa meningkatkan kinerja ke depan,” kata Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury.

Perseroan menyampaikan apresiasi atas dedikasi yang diberikan Andika selama menjabat sebagai komisaris utama. Perusahaan pelat merah itu juga menyambut kehadiran Dudung. “Perusahaan menyampaikan selamat bergabung kepada Komisaris Utama yang baru, Jenderal TNI Dudung Abdurachman agar PT Pindad (Persero) dapat terus membangun perusahaan menuju industri pertahanan yang kuat, mandiri, berdaya saing dan semakin maju,” jelas perseroan.

Dalam keterangan yang sama, Dudung berterima kasih atas pengangkatan tersebut. Ia juga meminta dukungan dan kerja sama dari jajaran komisaris dan direksi untuk memajukan korporasi. “Saya berharap PT Pindad ke depan dapat menjadi perusahaan besar dengan produk unggulan dan berdaya saing dalam mendukung pembangunan nasional dan menjaga kedaulatan bangsa,” ujarnya.

Sekedar mengingatkan, Jenderal Dudung Abdurahman dilantik menjadi KASAD oleh Presiden Joko Widodo pada 17 November 2021. Sebulan kemudian, dia ditunjuk menjadi Komut PT Pindad, Dudung menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa.

Sebelum menjadi KSAD, Dudung Abdurachman menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Alumnus Akmil 1988 ini diangkat sebagai Pangkostrad sejak 25 Mei 2021 setelah dinilai sukses mengemban amanah sebagai Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya).

Nama Dudung sempat disorot karena aksinya mencopot baliho bergambar Rizieq Shihab, yang saat itu menjadi pemimpin Front Pembela Islam (FPI) pada November 2020. Dudung mengatakan, apa yang dia lakukan sebagai tanda bahwa semua pihak harus taat terhadap hukum yang ada di Indonesia, termasuk dalam urusan pemasangan baliho.

Di saat yang sama Dudung juga melontarkan wacana agar FPI dibubarkan. Pada Mei 2021, Mayjen Dudung kembali menunjukkan ketegasannya dengan pernyataan komitmen untuk menumpas perilaku premanisme debt collector di wilayah Jabodetabek.

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button