Market

Menteri Erick Miris: yang Kaya Makin Kaya, yang Miskin Tambah Duafa

Menteri BUMN Erick Thohir miris dengan masih besarnya kesenjangan ekonomi. Kondisi ini harus dihentikan, jangan sampai kelompok kaya makin kaya, sementara yang miskin semakin duafa.

Kondisi seperti itu, kata Menteri Erick berdampak kepada perekonomian Indonesia bakal sulit tumbuh. “Tidak mungkin negara kita ekonominya tumbuh tinggi, kalau tidak rukun. Tidak mungkin kita bisa menciptakan keseimbangan ekonomi kalau yang kaya makin kaya, yang miskin semakin miskin. Apalagi saat pandemi COVID-19,” kata Menteri Erick, Jakarta, Minggu (30/1/2022).

Menteri Erick menegaskan, dalam membangun ekosistem yang baik, semua pihak terkait tidak boleh mengedepankan ego atau kepentingannya saja dan harus mengedepankan kepentingan masyarakat.

Dia mencontohkan, ekosistem dalam bisnis kopi. Harus ada kerja sama dengan semua pihak yang bergerak di bisnis kopi, termasuk melibatkan partisipasi petani kopi. “Kita juga kerja sama dengan Kemendag sahabat saya Pak Lutfi, didukung Pak Dubes (Mesir) Pak Lutfi juga, ditambah asosiasi kopi, dan juga para swasta yang mau menjadi bagian ekosistem ini,” ujar Menteri Erick.

Menteri Erick merasakan, ketika ekosistem ekonomi semakin baik, maka bisnis ikut membaik. “Karena kita sama-sama kita harus rajut yang namanya ekosistem Indonesia untuk kesejahteraan semua, bukan untuk sebagian kelompok karena kalau sebagian kelompok (saja) tidak harmonis, tidak rukun, akhirnya adalah gonjang-ganjing,” tutur Menteri Erick.

Sejatinya, Menteri Erick punya banyak jurus untuk mengatasi terjadinya kesenjangan sosial. Semisal, Kementerian BUMN melalui perusahaan pelat merah mengambil langkah intervensi melalui sejumlah program. Salah satu program, Membina EKonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) milik PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

Mekaar merupakan layanan permodalan berbasis kelompok yang diperuntukan bagi perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro, baik yang ingin memulai usaha maupun mengembangkan usahanya. Erick meyakini Mekaar mampu menyerap tenaga kerja baru.

Dia mengumpamakan, jika 1 nasabah menyerap satu tenaga kerja, maka akan ada 5,2 juta tenaga kerja yang berasal dari 10,8 juta nasabah Mekaar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button