News

Menko Arlangga Ingin Daerah Gerak Cepat Antisipasi Varian Baru BA4 dan BA5

Selama libur Lebaran, jumlah kasus aktif COVID-19, cenderung stabil. Kalau pun ada kenaikan pada 2 minggu terakhir, disebabkan varian baru yakni BA4 dan BA5. Namun, Indonesia layak disebut sebagai negara yang berhasil menangani pandemi COVID-19.

Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), varian baru COVID-19 tersebut, bisa menular dengan cukup cepat.

“Namun, diperkirakan tidak akan menimbulkan kenaikan signifikan di tingkat rawat inap ataupun kematian. Untuk mengantisipasi terjadinya puncak kasus dari varian baru tersebut, diperlukan respons cepat dari masing-masing daerah untuk mengendalikannya,” kata Menko Airlangga dalam Rapat Koordinasi dengan Pejabat (Pj) Kepala Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Menko Airlangga mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta agar proses vaksinasi dosis 3 bisa dipercepat. “Jumlah vaksin kita masih banyak sekitar 40 juta dalam stok sampai akhir tahun, dan 70 juta lagi yang akan dikirim. Diharapkan Dosis-3 akan didorong, khususnya di beberapa provinsi yang tingkat capaiannya masih rendah,” jelas Menko Airlangga.

Terkait vaksinasi dosis-1, diakuinya, masih ada 2 provinsi yang cakupannya rendah, yakni di bawah 70 persen. Yakni, Papua (33,8%) dan Papua Barat (63,7%). Untuk vaksinasi dosis 2 masih perlu diakselerasi di beberapa daerah yang cakupannya di bawah 70 persen. Yakni Papua, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Gorontalo, dan Sulawesi Barat.

Menko Airlangga melanjutkan, realisasi anggaran penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 3 Juni 2022, mencapai Rp95,14 triliun. Atau setara 20,9 persen dari alokasi anggaran Rp455,62 triliun.

Realisasi klaster program penanganan kesehatan mencapai Rp24,46 triliun (20,0%), perlindungan masyarakat Rp55,85 triliun (36,1%), dan penguatan pemulihan ekonomi Rp14,83 triliun (8,3%).

Dengan efektifnya upaya dalam Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional telah membuat aktivitas perekonomian kembali meningkat. Pada kuartal I-2022, perekonomian nasional tumbuh 5,01 persen secara tahunan alias year on year (yoy).

“Perkembangan ekonomi luar biasa terjadi di Maluku, Maluku Utara, serta Sulawesi Tenggara karena kesuksesan hilirisasi nikel di sana. Selain itu, naiknya kondisi ekonomi Papua Barat terdorong oleh hilirisasi tembaga yang harganya juga sedang naik di pasar dunia,” ungkap Menko Airlangga.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button