Market

Menko Airlangga: Generasi Muda Muhammadiyah Jadi ‘Game Changer’ di Tengah Situasi Sulit

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan generasi muda Muhammadiyah berkarakter Islami, berdaya saing tinggi, dan berpengetahuan luas. Mereka pun dapat menjadi game changer atau mampu membuat perubahan besar dalam situasi sulit apapun.

“Mereka dapat menjadi game changer di tengah situasi sulit apapun. Saya juga mengajak para Pemuda Muhammadiyah banyak terjun menjadi wirausaha di masa depan, meneladani Nabi Muhammad SAW yang juga merupakan wirausahawan sejati,” ujar Menko Airlangga dalam Seminar Nasional Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah bertema “Gerakan Kemandirian Pemuda, Prospek, dan Tantangan di Era Digital” secara virtual di Jakarta, Sabtu (5/3/2022).

Ketua Umum DPP Partai Golkar ini juga mengharapkan, kader-kader Pemuda Muhammadiyah dapat mengambil bagian untuk membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dengan berwirausaha. Pemerintah mendorong tumbuhnya wirausaha dengan memberikan dukungan pembiayaan bagi UMKM melalui program KUR.

“Segmentasi KUR yang telah terbagi menjadi KUR super mikro, mikro, dan kecil. Ini dapat dimanfaatkan bagi kader Pemuda Muhammadiyah yang ingin membangun usahanya sejak dini. Sepanjang 2021, pembiayaan KUR telah disalurkan sebesar Rp280,17 triliun dan diberikan kepada 7,38 juta debitur,” ucap Menko Airlangga.

Untuk merespons kebutuhan pembiayaan yang tinggi, pemerintah telah meningkatkan plafon KUR menjadi sebesar Rp373,17 triliun di 2022. Pemerintah juga menyediakan KUR syariah bagi pelaku usaha yang ingin mendapatkan pembiayaan berbasis syariah.

Perubahan perilaku masyarakat ke arah contactless economy berpeluang berlanjut dan berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi di masa depan. Hal ini turut mengakselerasi terjadinya transformasi digital di banyak lini bisnis dan ekonomi.

Lebih jauh ia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang masih terbuka lebar, bahkan nilainya diperkirakan berada di kisaran US$146 miliar pada 2025 mendatang dan akan menjadi yang tertinggi di Asean.

Potensi ekonomi digital Indonesia tentunya mendapat dukungan dari sejumlah faktor, seperti total penduduk yang terbesar ke-4 di dunia. Apalagi, dengan jumlah penduduk usia produktif yang mencapai 191 juta atau 70%.

Jumlah Pengguna Perangkat Mobile Capai 370 Juta

Dari sisi pengguna digital di Indonesia, hingga Januari 2022, jumlah mobile connection mencapai 370 juta atau 133,3% dari total populasi, dengan rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang untuk berselancar di internet adalah 8 jam setiap harinya.

“Dalam jangka waktu 2021-2022, pengguna internet di Indonesia juga meningkat 2,1 juta dari sebelumnya. Hal-hal tersebut tentunya akan menjadi modal bagus untuk kita membangun perekonomian di era digital ini,” tuturnya.

Indonesia saat ini juga tengah mengalami bonus demografi yang didominasi generasi muda usia 16 hingga 30 tahun yang biasa disebut generasi milenial dan Gen-Z. Berdasarkan Sensus Penduduk BPS (2020), Indonesia memiliki 64,5 juta pemuda dari 270,2 juta penduduk.

“Ini berarti kader Pemuda Muhammadiyah sebagai generasi masa kini akan terlibat di dalamnya dan memainkan peranan penting. Kemampuan dan keunggulan digital natives yang dimiliki generasi muda harus terus diasah. Selain itu, generasi ini juga harus berjiwa mandiri, kreatif, adaptif, kolaboratif, inovatif, dan memahami iptek, agar dapat berdaya saing memasuki era Society 5.0,” jelas Menko Airlangga.

Dalam 15 tahun ke depan Indonesia akan membutuhkan setidaknya 9 juta orang atau 600 ribu orang per tahun. Angka tersebut merupakan jumlah SDM yang bertalenta digital dan mampu menjadi technopreneur berdaya saing.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button