Kanal

Mengenal Sifat Fir’aun, Qarun, dan Haman yang Disebut Cak Nun

Video ceramah budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun menjadi viral. Ia menyebut beberapa tokoh di Indonesia yang diibaratkan sebagai Fir’aun, Qorun, dan Haman.

Siapa sebenarnya Fir’aun, Qorun, dan Haman serta apa saja perbuatan mereka yang tidak patut dicontoh terutama oleh kalangan Muslim.

Mungkin anda suka

Fir’aun pemimpin kebatilan

Nama Fir’aun muncul di Alquran sebanyak 74 kali di 27 surat yang berbeda. Fir’aun begitu terkenal sebagai simbol antagonis, musuh kebenaran dan pemimpin kebatilan. Sehingga, musuh-musuh kebenaran di setiap zaman disebut Fir’aun. Seperti Abu Jahal yang disebut Fir’aun-nya umat Rasulullah Muhammad SAW.

Mengutip Khazanahquraniyah.com, Fir’aun adalah lambang pemimpin yang dzolim dan manusia paling congkak di muka bumi. Dia telah memakai pakaian kesombongan yang sebenarnya hanya milik Allah. Orang yang sombong adalah orang yang tidak mengenal dirinya. “Sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Ad-Dukhan: 31)

Saking sombongnya Fir’aun bahkan menganggap dirinya sebagai tuhan. “Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. (QS. An-Nazi’at: 24)

Dia telah melakukan kesombongan yang paling biadab dan tidak akan memperoleh ampunan dari Allah. Yaitu kesombongan ketika telah mengetahui kebenaran namun dia tidak mau menerimanya. Menutup hati dari kebenaran adalah kesombongan terbesarnya.

Semua yang dilakukan Fir’aun juga telah melampaui batas. Jika kita bertanya tentang kebengisan, maka dialah yang paling bengis. Jika kita bertanya tentang kesombongan, dia lah manusia paling sombong. Tidak ada batasan dalam dirinya. “Dia melakukan apapun yang dia inginkan. Pergilah kepada Fir’aun, dia benar-benar telah melampaui batas”. (QS. Thaha: 24)

Fir’aun selalu meremehkan rakyatnya. Rakyat selalu dibodohi dan dibungkam sehingga tidak bisa melakukan apa-apa. Tidak bisa mengutarakan pendapatnya. Tidak bisa bergerak melawan apalagi memberontak. Dia membodohi kaumnya dengan kekerasan, kadang pula dengan rayuan. Sehingga tidak ada lagi yang berani melawab.

Dia tidak akan menjadi Fir’aun jika tidak ditaati oleh rakyatnya. Dan dia tidak akan ditaati sebelum rakyatnya dibodohi. “Maka Fir’aun dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik”. (QS. Az-Zukhruf: 54)

Salah satu taktik Fir’aun untuk menguasai rakyatnya adalah dengan membagi mereka berkelompok-kelompok. Rakyat tidak dibiarkan bersatu karena akan berbahaya bagi kekuasaannya. Rakyat dipecah belah sehingga mereka selalu lemah dan tak berdaya.

Sungguh, Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka”. (QS. Al-Qashas: 4)

Qorun si kaya yang serakah

Pada zaman Nabi Musa AS, ada seorang saudagar kaya bernama Qarun. Menurut beberapa riwayat ia adalah salah satu kerabat Nabi Musa. Tak hanya memiliki banyak harta, Qarun juga termasuk orang yang berilmu. Bahkan dikatakan bahwa dia adalah ahli kitab Taurat selain Nabi Musa dan Harun.

Kisah Qarun dalam Alquran dapat ditemukan pada surat Al-Qashash [28] ayat 67-83. Secara umum, kelompok ayat ini bercerita tentang kekayaan Qarun yang begitu besar, kemudian ia sombong dan tidak mau bersedekah kepada orang yang membutuhkan, karena menurutnya semua itu adalah hasil jerih payahnya. Akibat dari perbuatan sombong itu, Allah SWT lalu membinasakan Qarun beserta seluruh harta bendanya.

Mengutip Tafsiralquran.id, semasa hidupnya Qarun dikenal sebagai sosok yang multi-talenta. Ia dijuluki dengan sebutan ‘Munawir’ karena kemerduan suaranya dalam membaca kitab Taurat. Selain itu, Qarun juga adalah laki-laki yang lihai dalam berbisnis dan mengetahui berbagai trik untuk memperlancar usahanya. Berkat itu, ia menjadi seorang saudagar sukses dan dikenal sebagai orang paling kaya pada zaman nabi Musa.

Jauh sebelum kekayaan Qarun melimpah ruah, sebenarnya ia hanyalah seorang lelaki miskin yang tidak mampu menafkahi keluarganya. Bosan dengan keadaan tersebut, lalu Qarun meminta Nabi Musa untuk mendoakannya agar Allah memberikan harta benda yang banyak. Nabi Musa menyetujuinya tanpa ragu karena dia tahu bahwa Qarun adalah seorang yang sangat saleh dan pengikut ajaran Ibrahim yang sangat baik.

Allah pun mengabulkan doa Nabi Musa. Akhirnya, Qarun memiliki ribuan gudang harta yang penuh berisikan emas dan perak. Dikisahkan bahwa setiap keluar rumah ia selalu berpakaian mewah didampingi oleh 600 orang pelayan terdiri atas 300 laki-laki dan 300 lagi pelayan perempuan. Bukan hanya itu, ia juga dikelilingi oleh 4.000 pengawal dan diiringi 4.000 binatang ternak yang sehat, plus 60 ekor unta yang membawa kunci-kunci gudang kekayaannya.

Kisah Qarun dalam Alquran ditutup dengan peringatan dari Allah kepada seluruh manusia, bahwa Bumi tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang dipenuhi kesombongan dan keangkuhan. Firman-Nya, “Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Qashash: 83).

Dari kisah Qarun dalam Alquran, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil, di antaranya kita harus senantiasa bersyukur atas karunia Allah, baik yang dirasakan secara langsung maupun tidak. Hikmah lainnya adalah segala pencapaian kita di dunia merupakan bagian dari rezeki Allah meskipun kita merasa mengusahakannya. Selain itu, jangan lupa berbagi dengan sesama atas segala nikmat dan manusia tidak sepatutnya bersikap sombong.

Haman sang penjilat

Haman adalah salah seorang menteri di zaman Fir’aun. Politisi Amien Rais beberapa waktu lalu juga sempat menyebut Haman sebagai aktor utama atas kezaliman Fir’aun. Atas kesombongan Fir’aun yang enggan mengikuti seruan Nabi Musa.

“Menteri Haman adalah man behind the gun di balik kezhaliman Fir’aun. Di bawah pengaruh istrinya yang saleha, Fir’aun mulai luluh dengan seruan Nabi Musa. Namun atas propaganda Haman, Fir’aun menjadi beringas, negeri Mesir menjadi bobrok dengan kebijakan otoriter Fir’aun. Haman adalah aktor penting di balik Fir’aun,” tulis Amien Rais di akun Twitter-nya.

Kisah Haman telah diceritakan dalam Alquran. Setidaknya Haman disebutkan sebanyak lima kali. Di antaranya surat Al-Qashasah ayat 6 dan 38. Al-Mukmin ayat 36 dan 37 dan Al-Ankabut ayat 38.

Di dalam Alquran dikisahkan Haman merupakan wazir atau Perdana Menteri Fir’aun. Haman juga bertugas sebagai penasehat, kepala istana, pengatur dan pengendali infrastruktur, panglima perang, pengendali stabilitas keamanan, pengontrol ucapan para pengkritik kerajaan, serta pengatur sekaligus pengendali segala bidang dan urusan.

Bahkan Haman merupakan pembisik yang selalu meneguhkan dan menguatkan bahwa Fir’aun adalah seorang titisan dewa Ra, dewa matahari yang patut disembah sekaligus dewa pemilik aliran sungai Nil. Haman selalu memuji tindak tanduk Fir’aun baik dan buruknya.

Dalam deskripsi Ibnu Katsir di dalam Qishashul Anbiya, terungkap saat adu tanding antara Nabi Musa dan Fir’aun yang pada akhirnya membuat para penyihir istana mengakui kemenangan di pihak Musa. Alih-alih mengakui kekalahannya, Fir’aun justru meminta Haman tampil ke depan publik untuk mempengaruhi rakyatnya agar masih tetap dipercayai.

Haman memang terkenal hebat bersilat lidah menjilat penguasa. Haman berkilah dengan argumentasi jeniusnya. Ketika Fir’aun menyuruhnya untuk membuat menara pencakar langit untuk bisa melihat Tuhannya Musa, Haman menolaknya.

“Meskipun kita bangunkan menara langit, kita tidak akan temukan Tuhan Musa di sana!” jawab Haman meyakinkan. “Sebab Tuhan Musa itu tidak ada. Hanya engkaulah tuhan itu. Hanya dirimu pemilik Mesir dan Nil ini. Engkau Fir’aun yang Tinggi!” ujar Haman menyanjung Fir’aun sekaligus melecehkan Tuhan Musa.

Lantas Fir’aun berteriak di hadapan rakyatnya “Ana Rabbukumul ‘Ala! Akulah tuhan kalian yang tinggi!”. Mendengar sanjungan sedemikian tinggi dari Haman, kian melambunglah kecongkakan Fir’aun dengan segala kepercayaan dirinya. Sujud sembahlah mereka yang terlanjur mengagumi Fir’aun dengan segala keyakinannya.

Yang jelas ketiga sosok yang diceritakan dalam Alquran mencerminkan sifat buruk yang harus dihindari umat manusia. Kisahnya menjadi pelajaran bahwa kesombongan, keserakahan, kezaliman akan binasa dan mendapat murka Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lihat Juga
Close
Back to top button