Hangout

Mengenal Puro Mangkunegaran, Tempat Ngunduh Mantu Kaesang-Erina

Pura Mangkunegaran akan menjadi lokasi pernikahan putra bungsu Presiden Jokowi, yaitu Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono. Acara pernikahan ngunduh mantu rencananya akan digelar pada Minggu (11/12/2022).

Sejarah Pura Mangkunegaran Solo ini menarik untuk dibahas. Pasalnya, bangunan ini merupakan istana tempat Raja Mangkunegaran yang telah dibangun sejak tahun 1757. Selain sebagai penjaga budaya, Tempat ini juga sering menjadi area untuk berbagai kegiatan atau acara lainnya. Lantas, bagaimana sejarah berdirinya Pura Mangkunegaran? Yuk, simak beberapa fakta nya, berikut ini.

Sejarah Pendopo Ageng Puro Mangkunegaran

Melansir situs resminya, ditulis di Jakarta, Kamis, (08/12/2022), sejarah berdirinya Pura Mangkunegaran berawal dari penandatanganan Perjanjian Salatiga antara Sunan Pakubuwana III dengan Raden Mas Said di Salatiga pada 17 Maret 1757.

Perwakilan Sultan Hamengkubuwana I dan VOC, hadir menjadi saksi dalam penandatanganan perjanjian tersebut. Di samping itu, nama Sultan Hamengkubuwana ini memiliki julukan ‘Laskar Sambernyawa’. Julukan tersebut merupakan sebutan lain dalam kelompok sepak bola buatan Kaesang.

Berdasarkan Perjanjian Salatiga tersebut, Mangkunegara I juga memerintah di wilayah Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang sebelah utara dan wilayah administrasi Kedu.

Pendiri bangunan Mangkunegaran adalah Raden Mas Said yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I. Nama lengkapnya ialah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara Senopati Ing Ayudha Sudibyaningprang. Sebagai penguasa Mangkunegaran, ia berkedudukan di Puro Mangkunegaran.

Mangkunegaran merupakan Kadipaten yang posisinya berada di bawah Kasunanan dan Kasultanan. Pada tahun 1757 sampai 1946, Kadipaten Mangkunegaran merupakan kerajaan otonom yang memiliki wilayah yang sangat luas dan berhak memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan.

Pada September 1946, setelah sekian abad menjadi kerajaan otonom, Mangkunegara VIII menyatakan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun pada tahun 1945-1946, lahir revolusi sosial di daerah Surakarta. Peristiwa ini mengakibatkan Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya. Meski demikian, Mangkunegara dan Puro Mangkunegaran masih tetap menjalankan fungsinya sebagai penjaga budaya.

Profil Pura Mangkunegaran dan Bagian-bagiannya

Kawasan Pura Mangkunegaran meliputi berbagai bagian. Mulai dari pamedan, pendopo, pringgitan, ndalem, dan keputren. Berikut adalah bagian-bagian Pura Mangkunegaran yang telah Inilah.com rangkum dari berbagai sumber :

1. Pamedan

Pamedan terletak setelah melewati gapura hijau saat masuk ke Puro Mangkunegaran. Bangunan ini berupa lapangan hijau yang biasanya digunakan sebagai tempat latihan prajurit pasukan Mangkunegaran. Di sisi timur, terdapat bangunan Kavallerie Artillerie.

2. Pendopo Ageng

Pura Mangkunegaran
Suasana dan warna pingiran dinding Pendopo Ageng. Foto : Tangkapan Layar dari akun instagram pribadi Kaesang.

Setelah masuk pintu gerbang kedua menuju ke dalam, terdapat Pendopo Ageng berbentuk joglo berukuran 3.500 meter persegi yang mampu menampung 5-10 ribu orang. Inilah titik tempat yang akan menjadi saksi bisu dalam pernikahan Kaesang dan Erina, setelah melaksanakan akad di Yogyakarta.

Di pendopo ini, terdapat perpaduan warna yang memiliki arti tersendiri. Warna kuning dan hijau yang mendominasi pendopo ialah warna pari anom yang merupakan warna khas keluarga Mangkunegaran. Di bagian langit-langit pendopo terbentang Batik Kumudowati. Terdapat delapan kotak yang bagian tengahnya masing-masing memiliki warna dan arti yang berbeda. Kuning berarti mencegah rasa kantuk, biru mencegah musibah, hitam mencegah rasa lapar, hijau mencegah frustasi, putih mencegah pikiran seks birahi, orange mencegah perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah pikiran jahat, seperti mengutip dari postingan akun instagram pribadi Kaesang.

3. Pringgitan

Pringgitan merupakan bangunan berbentuk kuthuk ngambang yang berada tepat di belakang Pendopo Ageng. Bangunan ini biasanya digunakan untuk pertunjukan wayang kulit dan menerima tamu agung atau pejabat.

4. Ndalem Ageng

Ndalem Ageng merupakan sebuah bangunan berbentuk limasan dengan luas sekitar 1000 meter persegi. Saat ini Ndalem Ageng berfungsi sebagai museum yang memamerkan berbagai hal yang erat dengan Puro Mangkunegaran.

5. Keputren

Bangunan Keputren ialah merupakan tempat kediaman keluarga Mangkunegaran yang di dalamnya terdapat taman dan patung klasik bergaya Eropa, dan kolam air mancur.

6. Pracimoyasa

Pracimoyasa merupakan sebuah ruang keluarga berbentuk segi delapan yang menjadi tempat untuk rapat yang menghadap taman terbuka.

Kini, Pura Mangkunegaran yang terletak di Banjarsari, Kota Surakarta, sudah berusia 265 tahun. Sampai sekarang, bangunan khas rumah joglo ini masih eksis menjadi salah satu objek wisata bersejarah di Surakarta.

Menurut presiden Jokowi, pemilihan tempat ini karena gedung pernikahan Graha Saba Buana sedang tidak bisa untuk pakai.

“Karena gedungnya kepakai, sebetulnya kita punya gedung sendiri, yang dulu Mas Gibran dan Mbak Kahiyang di situ (pernikahan),” kata Jokowi dikutip dari Antara.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button