Hangout

Mengapa Bulan Syaban Penting bagi Umat Muslim? UAH Jelaskan Keistimewaannya

Umat muslim saat ini telah memasuki bulan Sya’ban 1444 Hijriyah. Pendakwah kharismatik Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan pentingnya bulan ini dan kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan tersebut sebagai contoh bagi kaum muslimin. Bulan Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak amalan dan ibadah sebagai persiapan menuju bulan suci Ramadan.

UAH mengatakan bahwa sebelum masuk bulan Ramadan, perlunya mencari bekal yang bisa menguatkan ruh, memberikan tenaga, dan kekuatan. Dalam bulan Sya’ban, umat muslim diharapkan untuk memperbanyak amalan agar bisa semangat beribadah di bulan Ramadan seperti khatam Alquran dan ibadah lainnya.

Bulan Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk membiasakan diri memperbanyak ibadah. Orang-orang yang tidak punya persiapan sejak bulan Sya’ban, akan merasakan hal yang berbeda saat masuk bulan Ramadan, misalnya tampak lemas saat berpuasa karena tidak punya gairah untuk meningkatkan ibadah.

“Sehingga ketika sampai di Bulan Ramadan, kita bisa semangat beraktivitas memanfaatkan siang dan malam untuk beribadah seperti khatam Quran dan ibadah lainnya,” ujar Adi Hidayat dikutip dari kanal youtube Adi Hidayat Official, Jumat (24/2/2023).

Diriwayatkan oleh Sahabat Usamah bin Zaid, Nabi Muhammad SAW memiliki kebiasaan meningkatkan amalan di bulan Sya’ban. Amalan yang spesifik banyak dikerjakan Nabi SAW itu ternyata puasa.

Hal yang membuat bulan Sya’ban istimewa adalah amal-amal yang dikerjakan langsung dilaporkan, disampaikan, diangkat kepada Allah SWT.

“Allah maha mengetahui, tanpa dilaporkan pun sebetulnya segala amal kita sudah tahu, tapi ini ingin menunjukkan satu keistimewaan bagaimana malaikat melaporkan amal ibadah kita langsung kepada Allah itu suatu kebanggaan,” terang UAH.

Hikmah berpuasa adalah umat muslim akan terbiasa menjaga amal shaleh agar konsisten ditingkatkan dan menjaga diri agar terhindar dari beramal salah.

“Makanya ketika orang yang berpuasa pasti menjaga dari perbuatan maksiat, karena minimal dia takut puasanya batal karena itu orang yang berpuasa amalannya cenderung baik,” ujar UAH.

Oleh karena itu, umat muslim diharapkan untuk memperbanyak amalan di bulan Sya’ban dan mengambil pelajaran dari kebiasaan Nabi Muhammad SAW agar tidak lemah dan lemas selama bulan Ramadan.

Back to top button