Kanal

Mengambil Makna dari Wukuf di Arafah


Hari ini, pada tanggal 9 Dzulhijjah, seluruh jamaah haji dari berbagai belahan dunia mulai berdatangan ke Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. 

Di Padang Arafah terdapat sebuah bukit yang bernama Jabal Rahmah, yang dalam sejarah dikisahkan sebagai tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa setelah diturunkan oleh Allah SWT dari surga ke bumi.

Di Bukit Jabal Rahmah, Nabi Adam dan Siti Hawa dipertemukan kembali setelah lama saling mencari. Pertemuan ini penuh makna, di mana keduanya menyadari kesalahan mereka dan tidak henti-hentinya meminta ampun kepada Allah SWT. 

Pengalaman spiritual ini seharusnya menjadi teladan bagi para hujjaj yang sedang melaksanakan wukuf di Arafah. Wukuf menjadi momen untuk merenungkan makna hidup, introspeksi diri, dan menilai apakah hidup kita sudah sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

Nabi Muhammad SAW dalam haji wada’ menyampaikan pesan penting kepada umatnya, “Aku tinggalkan untuk kalian dua hal; jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” 

Pesan ini harus menjadi pegangan bagi para hujjaj saat mereka berkumpul di Padang Arafah. Mereka dituntut untuk menilai dan mengukur diri, apakah perjalanan hidup yang mereka lalui sudah sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah.

Jika hidup kita belum sesuai dengan tuntunan tersebut, kita harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. 

Dengan demikian, hidup kita akan benar-benar beruntung, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Haji yang mabrur adalah haji yang membawa perubahan dalam perilaku, cara berpikir, merasa, bertutur, dan berbuat, semuanya harus disinari oleh firman Allah dan sabda Rasul-Nya. Ini adalah doa dan harapan tidak hanya dari para hujjaj, tetapi juga dari kita semua.

Semoga doa dan harapan kita diijabah oleh Allah SWT. Amin. 

Terima kasih.

 Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum MUI,

Back to top button