News

Survei Ipsos Sebut Nama Cawapres Jadi Penentu Kemanangan di Pilpres 2024

Lembaga riset internasional Ipsos Public Affairs menyebut tiga bakal calon presiden (capres) yang akan bertarung di Pemilu 2024 masih bersaing ketat. Tiga nama tersebut adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Dalam hasil telesurvey Ipsos Public Affairs menyebut, Prabowo Subianto menempati posisi pertama dengan perolehan 36,65 persen. Posisi kedua ditempati Ganjar Pranowo dengan perolehan 34,46 persen dan Anies Baswedan sebesar 25,60 persen.

Mungkin anda suka

“Bacapres sudah mengerucut tiga nama, namun demikian antara Prabowo dan Ganjar bersaing ketat dengan selisih yang tipis sehingga belum ada yang benar-benar unggul,” ujar Peneliti Senior Ipsos Indonesia, Arif Nurul Imam saat rilis temuan telesurvey Ipsos Public Affairs bertajuk ‘Bacawapres Tentukan Kemenangan’ di Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Dia menjelaskan faktor cawapres nantinya akan menjadi penentu kemenangan pada Pilpres 2024. Sehingga nama cawapres menjadi krusial dan punya nilai tambah tersendiri.

Arif mengatakan dalam telesurvey Ipsos mendapatkan 10 nama bakal cawapres potensial. Posisi pertama cawapres adalah Erick Thohir (Etho) dengan perolehan sebesar 25,74 persen. Pemilih Etho terdiri dari 55 persen laki-laki, 45 persen perempuan. Sebanyak 60 persen pemilih Etho berada di perkotaan, dan 40 persen di perdesaan.

Elektabilitas Etho sendiri cukup signifikan dibandingkan dengan kandidat cawapres lainnya. Untuk posisi kedua cawapres terdapat nama Ridwan Kamil dengan perolehan 19,08 persen, Sandiaga Uno 17,80 persen, Mahfud MD 7,71 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di angka 6,85 persen.

Arif menambahkan, Ipsos membuat indeks persepsi publik (IPP) yang mengukur tingkat kesukaan responden terhadap simulasi pemasangan bacapres dengan bacawapres. Sehingga semakin tinggi hasil IPP menandakan tidak ada resistensi dari masyarakat terhadap pasangan calon.

Ipsos membuat IPP 0-100. Jika 100, berarti resistensinya tidak ada atau bisa dikatakan tidak ada masalah. Sedangkan indeks yang mendekati 0 berarti resistensinya sangat tinggi.

Dalam sejumlah simulasi, Arif mengatakan pasangan Prabowo-Erick mendapatkan skor IPP sebesar 100 persen. Sementara skor IPP Prabowo mengalami penurunan saat disandingkan dengan Sandiaga menjadi 97 persen, Ridwan Kamil 86 persen, Mahfud MD 75 persen, dan AHY sebesar 67 persen.

“Prabowo-Erick saat dipasangkan skor IPP-nya 100 persen, artinya resistensi terhadap kombinasi pasangan ini bisa dibilang tidak ada,” ucap Arif.

Arif mengatakan nama Etho pun menjadi yang tertinggi saat dipasangkan bersama Ganjar dengan skor IPP sebesar 97 persen atau unggul dari pasangan Ganjar dengan Ridwan Kamil 91 persen, Sandiaga 89 persen, Mahfud MD 70 persen, atau AHY dengan 56 persen.

Sementara skor IPP tertinggi dalam simulasi berikutnya, terjadi pada pasangan Anies dengan Sandiaga yang tercatat sebesar 83 persen atau unggul tipis saat Anies dipasangkan dengan Etho yang mendapatkan skor 81 persen.

“Kesimpulannya, bacawapres yang punya resistensi paling rendah ialah Erick Thohir saat dipasangkan dengan dua bacapres, Prabowo atau Ganjar. Ketepatan bacapres memilih bacawapres akan menentukan kemenangan di Pilpres 2024,” kata Arif.

Sebagai informasi, Ipsos Public Affairs menggelar telesurvei pada 7-12 Juli 2023 dengan menjaring sebanyak 2.191 responden usia di atas 17 tahun yang tersebar di perkotaan dan pedesaan seluruh Indonesia. Untuk margin of error Telesurvey ini berada pada angka 2,1 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button