Market

Memang Lidah Tak Bertulang, Janji Biden Beri Rp300 Triliun Jadi Abu

Negara maju yang tergabung G7, dipimpin Amerika Serikat (AS) janjikan dana transisi energi untuk Indonesia sebesar US$ 20 miliar, setara Rp300 triliun (kurs Rp15.000/US$). Hingga saat ini belum ada wujudnya. Lidah Presiden AS, Joe Biden memang tak bertulang.

Terkait janji ini, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana angkat suara. Dia bilang, komitmen dana US$20 miliar itu, hingga kini belum ada sepeserpun masuk ke Indonesia. “Belum ada,” jawab Dadan saat ditanya sudah berapa dana yang diberikan kepada Indonesia dari program JETP AS tersebut, Jakarta, dikutip Jumat (12/5/2023).

Mungkin anda suka

Dadan mengakui, sejatinya, Indonesia masih meminta dukungan nyata dari program JETP tersebut, seperti pinjaman komersial. “JETP masih terus dilakukan pembahasan, khususnya terkait komitmen pendanaan. Indonesia menginginkan support yang lebih riil, tidak business as usual, misalkan melalui commercial loan,” ungkap Dadan dalam kesempatan berbeda.

Mengingatkan saja, negara-negara maju dalam G7 itu, melalui inisiatif Just Energy Transition Partnership (JETP) telah berkomitmen untuk mendanai transisi energi di Indonesia, senilai US$20 miliar, setara Rp300 triliun. Program JETP ini, dipimpin Amerika Serikat dan Jepang. Komitmen pendanaan transisi energi ini dilontarkan Presiden AS Joe Biden pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).

Dalam KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022), Presiden AS Joe Biden mengatakan, komitmen US$20 miliar itu, dalam rangka mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan mendukung percepatan transisi energi melalui penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

“Kami dengan Indonesia dan Jepang bersama-sama menciptakan Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE). Bersama kita memobilisasi US$ 20 miliar dalam pengembangan EBT dan mendukung transisi energi untuk menjauhi batu bara US$ 20 miliar ambisi institusi keuangan untuk transisi energi yang bisa dirasakan dampaknya untuk dunia,” kata Biden.

Biden mengatakan, ini juga bisa digunakan untuk mendorong proyek berbasis energi terbarukan seperti mendukung pengembangan kendaraan listrik dan teknologi.”Ini juga bisa menciptakan lapangan kerja dan bisa berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim global,” ucapnya.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sempat menagih janji tersebut. Namun, tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan.

Justru, dalam cerita Luhut, AS diam saat ditanya di mana uang yang di gadang-gadang untuk Indonesia dalam rangka percepatan transisi energi menjadi energi bersih.
“Waktu saya di Washington sebulan lalu, kita paparin (rencana transisi energi) mereka sudah iya, terus saya bilang, where is the money? Ao ao ngomong doang,” papar Menko Luhut.

Menko Luhut mengungkapkan, pihak AS jangan sampai mengatur Indonesia dalam hal pengambilan keputusan. “Kalau kamu kasih harga loan-nya sama dengan harga commercial loan, forget it, we can do it by our own, kenapa kalian ngatur-ngatur? Dia harus ngerti,” tandas Menko Luhut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button