Market

Malaysia Menyusul Indonesia Berminat Gabung BRICS


Setelah Indonesia serius ingin bergabung dengan BRICS, kini tetangganya Malaysia sedang bersiap ikut bersama kelompok negara berkembang yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Keinginan itu diungkapkan Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam sebuah wawancara dengan outlet media China Guancha.

Kelompok ini tahun lalu mulai memperluas keanggotaannya untuk menantang tatanan dunia yang didominasi oleh perekonomian Barat. Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina dan Uni Emirat Arab dan lebih dari 40 negara menyatakan minatnya untuk bergabung. BRICS yang berdiri pada 2001, diproyeksikan menyumbang 45 persen produk domestik bruto global dalam hal paritas daya beli pada 2030. 

“Kami telah mengambil keputusan, kami akan segera menerapkan prosedur formal… kami hanya menunggu hasil akhir dari pemerintah di Afrika Selatan,” kata Anwar, menurut video wawancara yang diposting oleh Guancha pada Minggu (16/6/2024)

Perwakilan dari kantor Anwar pada hari Selasa (18/6/2024) mengkonfirmasi komentarnya kepada Reuters. Saat wawancara, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang proses yang akan dilakukan Malaysia untuk masuk keanggotaan BRICS.

Komentar Anwar muncul menjelang kunjungan tiga hari Perdana Menteri China Li Qiang minggu ini, sebagai bagian dari perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara Malaysia dan China. Malaysia dan China diperkirakan akan menandatangani beberapa kesepakatan selama kunjungan Li, termasuk memperbarui perjanjian kerja sama perdagangan dan ekonomi yang berdurasi lima tahun.

Sementara itu, di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia, Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja sebelumnya telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan aliansi perdagangan tersebut, sementara Vietnam mengatakan mereka “memantau dengan cermat proses perluasan keanggotaan BRICS”.

Muncul sinyalemen bahwa keinginan negara-negara baru bergabung kemungkinan akan menggunakan keanggotaan baru BRICS untuk melakukan tawar-menawar yang lebih baik dengan mitra Barat. Artinya mereka akan memiliki banyak pilihan untuk mengembangkan perekonomian dan tentu saja politik luar negerinya.

Indonesia Lebih Dulu Berminat

Setelah berpartisipasi dalam KTT BRICS pada bulan Agustus tahun lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintahannya sedang meninjau dan mempertimbangkan kemungkinan negaranya untuk bergabung dengan kelompok tersebut, menurut pernyataan pemerintah.

Sebelumnya pada bulan Januari, kantor berita Antara melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia terus mempelajari kemungkinan bergabung dengan aliansi perdagangan tersebut dan mempertimbangkan manfaat yang akan diperoleh dari keanggotaan tersebut. Namun Menlu menambahkan bahwa mereka tidak akan terburu-buru dalam menjalani prosesnya.

“Kebijakan luar negeri kita selalu dipertimbangkan dengan matang. Tidak ada keputusan yang diambil begitu saja (tanpa pertimbangan yang matang). Oleh karena itu, untuk saat ini Indonesia masih mempelajari manfaat yang bisa diperoleh dengan bergabung dengan BRICS,” ujarnya.

Sementara itu, Kabinet Thailand bulan lalu menyetujui rancangan surat pemerintah yang mengindikasikan niat Bangkok untuk menjadi anggota BRICS, South China Morning Post melaporkan.

Back to top button