Hangout

Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Risiko Penyebaran Virus

Iklim yang memanas bisa menyebabkan virus di kawasan Artik bersinggungan dengan lingkungan dan inang atau pembawa virus baru. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko penyebaran virus, demikian menurut penelitian yang diterbitkan pada Rabu (19/10/2022).

Virus membutuhkan inang seperti manusia, hewan, tumbuhan atau jamur untuk bereplikasi dan menyebar, dan kadang-kadang dapat melompat ke tempat baru yang tidak memiliki kekebalan, seperti yang terlihat selama pandemi COVID-19.

Para ilmuwan di Kanada ingin menyelidiki bagaimana perubahan iklim bisa memengaruhi risiko penyebaran virus dengan memeriksa sampel dari lanskap Artik di Danau Hazen.

“Danau tersebut adalah danau terbesar di dunia yang seluruhnya berada Lingkar Artik utara dan benar-benar tidak seperti tempat lain yang pernah saya kunjungi,” kata peneliti Graham Colby, yang sekarang menjadi mahasiswa kedokteran di Universitas Toronto, kepada AFP.

Colby bersama timnya mengambil sampel tanah yang menjadi dasar sungai dari air gletser yang meleleh di musim panas, serta dasar danau itu sendiri yang membutuhkan pembersihan salju dan pengeboran es sedalam 2 meter, bahkan pada bulan Mei ketika penelitian dilakukan.

Mereka menggunakan tali dan mobil salju untuk mengangkat sedimen danau dari kedalaman air yang mencapai hampir 300 meter. Sampel-sampel tersebut lalu diurutkan untuk memperoleh DNA dan RNA, cetak biru genetik dan pembawa pesan kehidupan.

“Ini memungkinkan kami untuk mengetahui virus apa yang ada di lingkungan tertentu, dan inang apa yang juga mungkin ada,” kata Stephane Aris-Brosou, seorang profesor di departemen biologi Universitas Ottawa, yang memimpin penelitian tersebut.

Tetapi untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan virus lompat ke pembawa virus baru, tim ilmuwan Kanada itu masih harus memeriksa persamaan dari setiap virus dan silsilah keluarga pembawa virus.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button