News

Luhut: Saya Minta Cari Alat PCR di China

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara terkait isu keterlibatannya dalam bisnis tes PCR yang sempat ramai karena perusahaannya memiliki saham di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

Lewat podcast Deddy Corbuzier di kanal YouTube-nya yang diunggah Rabu (10/11/2021), Luhut menegaskan jika dirinya tidak mengambil keuntungan sepeser pun dari binsis PCR tersebut. Bahkan Luhut mengaku jika dirinya yang membuat harga tes PCR di Indonesia menjadi turun harga.

“Artinya jernih berfikir, kita kan menganggap ini flu biasa bisa diobati, tiba-tiba naik ke atas. Begitu naik ke atas kita bingung, harus ada tes PCR, nah kita bingung PCR itu binatang apa,” kata Luhut.

Dia mengungkapkan, saat awal-awal pandemi COVID-19 harga tes PCR di Indonesia sangat mahal. Bahkan dia sempat mendapatkan laporan dari anak buahnya jika harga test PCR mencapai Rp5 juta-Rp6 juta sekali tes. dengan harga segitu hasil tes baru akan keluar setelah satu minggu.

“Saya ingat Seto (Septian Hario Seto) itu baru jadi komisaris BNI harus PCR, dia bilang sama saya, Pak saya tes PCR bayarnya Rp5 juta atau Rp6 juta, itu satu minggu baru keluar. Ada yang Rp7 juta tes PCR itu, nah loh ini rakyat kecil gimana. Nah di situlah kita mulai nyari jalan keluarnya gimana,” kata Luhut.

Luhut menjelaskan, setelah mendapatkan informasi itu, dia mengirimkan orang untuk mencari alat tes PCR yang murah agar bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Sebab dengan kondisi pandemi COVID-19 yang sedang melonjak, alat tes PCR akan menjadi kebutuhan yang penting.

Tim yang dikirim Luhut sudah mendatangi sejumlah negara untuk mengecek harga alat tes PCR, dan hasilnya harga alat tersebut masih sangat mahal di kawasan Eropa.

“Harganya mahal-mahal itu di Eropa, akhirnya saya suruh cari teman-teman di China, nah di China ketemulah, brand yah tidak terkenal, tapi saya minta bawa sampelnya, cek di UI dan hasilnya sangat baik, harganya 1/10, nah itu mulai harga terjun mulai ke bawah,” terangnya.

Luhut tidak mempermasalahkan anggapan yang menilai harga test PCR itu mahal. Padahal harga yang ada saat ini sudah sangat murah jika dibandingkan awal-awal pandemi COVID-19 terjadi.

“Nah orang itu engga paham bagaimana harganya semurah mungkin. Tapi kalau orang bilang Rp130 ribu saya enggak tahu itu. Saya kemari di Amerika mau PCR karena mau pulang itu mintanya 350 dolar itu dia dateng ke hotel, tapi kalau saya pergi ke dia itu 250 dolar.”

Harga tes PCR saat ini sudah mencapai Rp275 ribu, harga ini sudah turun dari yang sebelumnya Rp495 ribu menjadi Rp300 ribu, dan terakhir pemerintah melalui Presiden Joko Widodo menetapkan harga tes PCR menjadi Rp275 ribu.

“Di Indonesia sekarang ini saya suruh lihat, Seto cek audit BPKP kira-kira Rp295 ribu atau berapa, Rp220 ribu berapa, dia cari untuk berapa? 15 persen, ya its ok lah Rp275 ribu,” terangnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button