Wednesday, 09 July 2025

Liga 1 Jadi Super League, APPI Soroti Risiko 198 Pemain Lokal Kehilangan Pekerjaan!

Liga 1 Jadi Super League, APPI Soroti Risiko 198 Pemain Lokal Kehilangan Pekerjaan!


Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyatakan keprihatinan terhadap regulasi baru Liga 1 yang kini berganti nama menjadi Super League, khususnya terkait keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang memperbolehkan setiap klub mendaftarkan hingga 11 pemain asing dari negara manapun.

Dalam keterangan resminya, APPI tidak menolak kehadiran pemain asing di kompetisi tertinggi Indonesia. Namun mereka menegaskan bahwa regulasi ini berpotensi besar mengancam menit bermain pemain lokal, mengingat hanya ada satu kompetisi profesional yang bergulir saat ini.

“Kami sangat menyayangkan bahwa regulasi yang akan secara langsung berimbas terhadap kehidupan para pemain diambil tanpa adanya komunikasi dan diskusi terlebih dahulu dengan para pemain,” tulis APPI dalam pernyataan resminya, Selasa (8/7/2025).

Pemain Lokal Terancam Minim Jam Terbang

Berdasarkan survei internal APPI, mayoritas pemain Liga 1 menyatakan keberatan terhadap regulasi tersebut. Mereka khawatir kompetisi akan minim persaingan yang adil dan berimbas pada pengurangan jam terbang bagi pemain lokal.

Presiden APPI yang juga kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, turut angkat bicara. Ia menilai kebijakan ini kontradiktif dengan tujuan pembinaan tim nasional Indonesia.

“Jika muara dari kompetisi yang lebih berkualitas adalah prestasi Tim Nasional, maka regulasi ini tentu sangat kontradiktif dengan pernyataan Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert, yang pernah menyatakan bahwa ‘Jika para pemain tidak punya menit bermain di klub, maka kamu tidak bisa dapat kesempatan,’” ujar Andritany.

Potensi Kehilangan Ratusan Pekerjaan

APPI mengingatkan bahwa bila kuota 11 pemain asing dimaksimalkan seluruh klub, maka akan ada 198 pemain lokal yang kehilangan tempat di Super League. Efek domino ini dikhawatirkan membuat pemain Liga 2 (yang kini disebut Championship) juga terdampak dan turun kasta ke Liga 3 yang berstatus amatir.

“Jika setiap klub Super League memaksimalkan kuota 11 pemain asing, maka akan ada 198 pemain lokal Super League yang kehilangan pekerjaan atau pindah ke Championship. Yang berarti akan ada 198 pemain Championship yang akan kehilangan pekerjaannya atau beralih menjadi pemain amatir di Liga 3,” jelas APPI.

LIB: Tingkatkan Kualitas untuk Asia

Di sisi lain, Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus menegaskan bahwa regulasi ini disusun untuk meningkatkan kualitas klub dalam bersaing di level Asia.

Dalam hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan dan luar biasa PT LIB yang digelar Senin (7/7/2025) di Hotel Langham, Jakarta, Ferry menyebutkan bahwa dari 11 pemain asing yang didaftarkan, hanya delapan pemain yang bisa masuk daftar susunan pemain (DSP) dan bermain dalam satu pertandingan.

Regulasi ini mengubah kebijakan sebelumnya, di mana klub hanya boleh mendaftarkan 8 pemain asing dan memainkan maksimal 6 pemain dalam satu laga.

APPI: Perlu Komunikasi dan Evaluasi Ulang

APPI menghargai upaya peningkatan kualitas kompetisi, namun menekankan bahwa kebijakan sebesar ini seharusnya melibatkan dialog dengan pemain sebagai pelaku utama di lapangan.

Mereka mendukung adanya persaingan yang sehat dan transfer ilmu dari pemain asing ke lokal, namun juga mengingatkan agar hal itu tidak mengorbankan regenerasi dan masa depan pemain dalam negeri.

Ibnu Naufal