Market

Libur Panjang, Wisatawan di Solo Berebut Hotel Dekat Masjid Sheikh Zayed

Libur panjang akhir pekan di awal bulan Juni ini, yang terjadi sejak Kamis (1/5) hingga hari ini meningkatkan angka okupansi hotel di Solo, Jawa Tengah. Banyak wisatawan dari Jakarta, Malang maupun Surabaya menghabiskan waktu di kota yang dipimpin Wali Kota Gibran Rakabuming Raka, anak pertama Presiden Joko Widodo.

Peningkatan jumlah tamu salah satunya terjadi di Lorin Hotel Solo. Senior Public Relations Manager Lorin Hotel Group Dhani Wulandari di Solo, Minggu (4/6/2023) mengatakan tingkat okupansi di Lorin Solo Hotel berada di atas 90 persen. “Mencapai 94 persen (kenaikan hunian). Ini juga terjadi di Syariah Hotel Solo,” katanya.

Berbeda dengan hari biasa di mana tamu banyak berasal dari perusahaan maupun instansi pemerintah, pada libur panjang selama empat hari ini kebanyakan para tamu berasal dari segmen keluarga. “Hampir seluruhnya dari luar kota, seperti Malang, Jakarta, dan Surabaya,” katanya seperti mengutip antara.

Hal senada juga dikatakan, salah satu hotel yang juga banyak menerima tamu selama libur panjang kali ini yakni Swiss-Belhotel Solo. Public Relations Swiss-Belhotel Solo Paulina Yugi mengatakan kenaikan okupansi sudah terjadi sejak hari Kamis (1/6/2023).

“Pada hari Kamis okupansi kami sudah 98 persen. Ada peningkatan sekitar 40-50 persen dibandingkan akhir pekan biasanya. Kami mencatat okupansi full sampai Minggu,” katanya.

Hotel ini juga memanfaatkan lokasi yang dekat dengan Masjid Sheikh Zayed untuk menarik tamu, salah satu yang dilakukan dengan menyediakan tipe kamar dengan pemandangan masjid. Menurut dia, pemandangan masjid terlihat indah saat malam hari karena lampu-lampu yang ada di kubah masjid.

Bahkan, menurut dia pada periode libur panjang kali ini seluruh tipe kamar dengan pemandangan masjid penuh dipesan oleh tamu. “Mulai dari grand deluxe sampai royal suite, semuanya fully booked. Untuk kamar tipe tersebut harganya naik lebih dari Rp500 ribu tapi tetap jadi rebutan tamu,” katanya.

Ia mengatakan tamu yang datang mayoritas berasal dari luar kota, seperti Surabaya, Jakarta, dan Semarang. Sebelumnya, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan sejumlah proyek infrastruktur menjadi prioritas pemerintah. “Kota Solo jangan sampai diejek jadi kota yang nggak punya destinasi. Tinggal kita ramaikan destinasi yang ada,” katanya.

Untuk Masjid Raya Sheikh Zayed yang banyak menarik perhatian para wisatawan adalah hadiah dari Persatuan Emirat Arab (PEA) kepada Indonesia. Dibangun dengan mencontoh atau replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Lahan tempat berdirinya masjid ini merupakan aset Kementerian pertahanan yang diserahkan kepada Kementerian Agama. Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed Resmi Dibuka untuk Umum, Wapres Berharap Jadi Corong Kesejukan dan Kedamaian bagi Masyarakat Marmer yang digunakan pun didatangkan langsung dari Italia. Masjid Sheikh Zayed dibangun dua lantai, dengan luas bangunan utama masjid sekitar 8.000 meter persegi.

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo juga dapat menampung 10 ribu jamaah. Sementara saat shalat Idul Fitri atau Idul Adha, total keseluruhan masjid bisa menampung 15 ribu orang.

Dilengkapi dengan 82 kubah berhiaskan batu alam dan satu kubah utama, masjid ini juga memiliki ruang VIP, perpustakaan seluas 20 meter persegi, serta basement yang digunakan untuk tempat wudhu putra dan putri. Sekitar kompleks masjid tersebut akan dibangun Islamic Center. Nantinya, di tempat tersebut dapat menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam.

Dalam Islamic Center, akan didirikan TPA, tafsir Al Quran, madrasah, dan tempat pengembangan ekonomi syariah dengan produk-produk halal market. Sementara untuk pembangunan, seluruh biaya pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed dibiayai pemerintah PEA.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button