News

Laga Cari Kursi Kaum Sarungan di Muktamar NU ke-34

Sejumlah calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diprediksi bakal bersaing dalam bursa pemilihan memperebutkan kursi pimpinan tertinggi Nahdliyin yang identik dengan kaum sarungan. Mereka adalah inkumben Said Aqil Siroj dan Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf. Belakangan, muncul nama Wakil Ketua PBNU periode 2010-2015, As’ad Said Ali; dan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, Marzuki Mustamar, yang bakal meramaikan bursa pemilihan.

Muktamar ke-34 NU bakal berlangsung di Lampung selama dua hari mulai Rabu ini hingga lusa. Sebanyak 1.900 peserta atau muktamirin diundang untuk mengikuti sidang secara langsung. Adapun ribuan peserta lainnya menghadiri muktamar secara online.

Pelaksanaan muktamar kali ini maju dari tanggal yang seharusnya. Awalnya, muktamar dijadwalkan digelar pada 23-25 Desember 2021. Perubahan tanggal muktamar ini disesuaikan dengan kondisi pandemi dan rekomendasi dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19.

Ketua Panitia Pelaksana Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama, Imam Aziz, memastikan pembahasan selama muktamar tetap berkualitas. Sebelum muktamar, para anggota sudah membahas materi-materi penting yang akan dibawa ke sidang utama.

Menurut dia, ada enam komite yang akan memaparkan program, di antaranya keagamaan aktual, organisasi, dan sejumlah rekomendasi hal aktual yang terjadi di Tanah Air.

“Saat muktamar, materi pembahasan hanya sedikit dan peserta bisa langsung meresmikan keputusan. Jadi, tidak mengurangi kualitas pembahasan karena sudah dibahas sebelum muktamar,” ujar Imam kepada Wartawan, Selasa (21/12).

Dalam kesempatan terpisah, Ketua PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan persiapan Yahya Cholil Staquf sebagai calon ketua berjalan lancar. Ia mengklaim dukungan untuk Yahya makin menguat. “Yahya sudah di Lampung. Dukungan terus menguat,” ucap Gus Ipul dalam keterangan persnya.

Menurut dia, Yahya sudah dipersiapkan menjadi Ketua Umum PBNU sejak lama. Bahkan ia mengklaim mendiang mantan Ketua Umum PBNU, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, ikut mempersiapkan sosok Yahya sejak lama.

Kemarin sore, Yahya menggelar bincang sore dengan awak media di arena Muktamar NU. Jauh sebelumnya, menurut Gus Ipul, Yahya telah berziarah dan menemui para kiai sepuh guna meminta restu untuk maju sebagai kandidat. “Ziarah makam itu tradisinya santri. Ada yang diekspos, ada juga yang tidak. Responsnya positiflah,” kata Gus Ipul.

 Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil Staquf.- inilah.com
Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil Staquf.

Yahya mengklaim mendapat dukungan mayoritas untuk maju sebagai calon Ketua Umum PBNU. Menurut dia, dukungan terhadapnya sudah solid. Dia menuturkan telah mendapat laporan bahwa Gus Ipul dan teman-teman saat ini mengurus keberangkatan 469 delegasi ke muktamar tersebut.

Mereka merupakan perwakilan dari pengurus wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) seluruh Indonesia. “Jadi, dia mengurus 469 dari 519 delegasi aktif. Jadi, ya, silakan hitung sendiri suara dukungannya,” ujar Yahya. Ratusan delegasi, kata dia, sudah solid menyatakan dukungan.

Gus Ipul mengatakan sudah ada 24 PWNU yang mendukung Yahya Staquf untuk maju dalam pemilihan ketua umum. Ada juga dua rais aam dari tiga PWNU lain yang mendukung. “Jadi, sudah jalan dan tetap solid. Nanti, nama calon diprediksi akan bertambah di lapangan. Saya masih sering komunikasi dengan wilayah-wilayah yang belum menyatakan dukungan bagi Gus Yahya, seperti PWNU DKI,” kata Gus Ipul.

Adapun Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengklaim telah mengantongi dukungan dari sejumlah pengurus PWNU di daerah. “Insya Allah siap-siap dukungan dari mana saja,” katanya. Sejumlah PWNU menyatakan kembali mendukung Said Aqil Siroj untuk kembali menjadi Ketua Umum PBNU.

Ketua Tanfidziyah PWNU Sumatera Barat, Ganefri, mengatakan Nahdlatul Ulama masih membutuhkan pemikiran-pemikiran Kiai Said Aqil Siroj untuk memimpin PBNU.

PWNU Sumatera Barat menilai kepemimpinan Said Aqil mampu membesarkan NU. Ini merupakan ketiga kalinya Said Aqil Siroj mencalonkan diri menjadi Ketua PBNU untuk lima tahun ke depan.

Buka Ruang Kontestasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Siapa pun yang nantinya akan terpilih sebagai Rais Aam dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam Muktamar Ke-34 NU di Lampung diharapkan bisa melakukan regenerasi di tubuh NU. Regenerasi itu penting untuk menyiapkan NU dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Koordinator Muslim Madani Syukron Jamal mengatakan, dorongan regenerasi di tubuh NU saat ini memang kuat. Namun, regenerasi ini sebaiknya tidak hanya dipahami sebatas pada pergantian Ketua Umum PBNU karena yang diperlukan oleh NU ialah regenerasi secara kelembagaan.

Bendera NU dan Indonesia - inilah.com

”Kalau dikaitkan dengan regenerasi Ketum PBNU saja, kan, kesannya mendukung salah satu calon. Tetapi, yang dimaksudkan ini ialah regenerasi kepemimpinan secara luas. Bagaimana kepemimpinan hasil Muktamar Ke-34 NU ini bisa membawa NU bertransformasi dalam konteks tantangan zaman saat ini. Misalnya, bagaimana menyiapkan struktur ekonomi di tubuh NU menuju era digital. Perubahan-perubahan itu, kan, tidak bisa dihindarkan dan muktamar ini harus membuka ruang itu,” katanya dalam keterangan kepada Inilah.com.

Syukron juga berharap muktamar kali ini bisa membuka ruang dalam kontestasi seluas-luasnya. Saat ini, kontestasi di tubuh NU mengerucut kepada dua tokoh, yakni KH Said Aqil Siroj yang masih menjabat Ketum PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf yang adalah Katib Aam PBNU.

”Muktamar juga harus membuka ruang kontestasi seluas-luasnya. Dinamika ini pun wajar-wajar saja, dan memberikan pilihan yang terbuka lebar bagi muktamirin,” katanya.

Keduanya, baik Said maupun Yahya, boleh jadi akan berkontestasi dalam Muktamar 2021. Namun, siapa pun yang terpilih, seharusnya memikirkan bagaimana NU ke depan menjadi organisasi modern dan lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada seluruh warga bangsa. Tentu tidak semata-mata untuk kepentingan politik.

Sesuai bunyi kaidah fikih, tasharruful imam ’ala ar-ra’iyyah manuthun bil al-maslahah, bahwa kebijakan penguasa atas rakyatnya bergantung pada kemaslahatan. Demikian pula nanti yang berkontestasi dan terpilih sebagai ketum PBNU harus membawa kemaslahatan bagi jamiyah, anggota jamiyah, dan seluruh warga bangsa. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button