News

KPK Siap Bantu Komnas HAM Periksa Bupati Langkat Soal Kerangkeng

KPK siap bantu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periksa Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin soal kerangkeng.

Komnas HAM berencana melakukan pemeriksaan terkait dugaan kepemilikan kerangkeng manusia yang berada di rumah dinasnya.

“Saat ini status TRP merupakan tahanan tim penyidik KPK. KPK siap fasilitasi aparat penegak hukum ataupun pihak Komnas HAM apabila melakukan permintaan keterangan klarifikasi atau pemeriksaan terhadap tersangka TRP dimaksud,” kata pelaksana tugas (Plt) juru bicara KPK, Ali Fikri, Senin (31/1/2022).

KPK sebelumnya sudah menyerahkan dugaan perbudakan modern yang dilakukan Bupati Langkat kepada pihak kepolisian. Hal ini sempat dilihat tim satuan tugas (Satgas) KPK saat hendak menangkap Terbit Rencana dalam operasi tangkap tangan (OTT).

Komisioner Komnas HAM, Chairul Anam menyampaikan pemeriksaan terhadap sang bupati penting untuk mendalami dugaan pelanggaran HAM atas kepemilikan kerangkeng.

“Kami berharap minggu ini bisa terealisasi, bisa bekerjsama dalam kasus ini sudah terlaksana, tapi belum maksimal. Kami ucapkan terimakasih rekan-rekan KPK yang sudah membukakan pintu di awal bagi proses kami,” tegas Anam.

Permintaan keterangan terhadap Terbit Rencana dilakukan guna mengkarifikasi temuan-temuan Komnas HAM. Anam menyebut, dari hasil penelusuran ditemukan adanya tindakan kekerasan yang menyebabkan meninggal dunia. Sehingga hal ini penting untuk diklarifikasi, guna menambah titik terang proses investigasi.

“Kami temukan dengan informasi yang solid, ada tindak kekerasan yang sampai menghilangkan nyawa dan korban yang kehilangan nyawa ini lebih dari satu. Kami sudah mendalaminya informasi kami dapatkan dari berbagai pihak memang lebih dari dua, kematian tersebut ditimbulkan dari tindak kekerasan,” pungkas Anam.

Temuan kerangkeng manusia milik Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin jadi ramai dibicarakan karena dianggap sebagai perbudakan modern. Para tahanan yang ada disana, harus kerja selama 10 jam sehari di kebun sawit milik sang bupati tanpa bayaran. Urusan makan juga, para pekerja hanya dijatah dua kali sehari.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ivan Setyadhi

Dreamer, Chelsea Garis Biru, Nakama, Family Man, Bismillah Untuk Semuanya, Alhamdulillah Atas Segalanya
Back to top button