Ototekno

Wajib Ditiru di Indonesia, Sistem Peringatan Dini Gempa di Jepang Dikirim ke Ponsel


Pemerintah Jepang menggelar operasi tanggap darurat menyusul gempa bumi besar bermagnitudo 7,6 pada Senin (1/1/2024). Sedikitnya 48 warga dilaporkan meninggal pada Selasa (2/1/2024). Sementara lebih dari 97.000 warga yang bermukim di sembilan prefektur wilayah pantai barat Jepang mengungsi. Namun, jumlah korban bisa jauh lebih tinggi jika tidak berfungsinya sistem Peringatan Dini Gempa atau Earthquake Early Warning System (EEWS) dari Badan Meteorologi Jepang (JMA).

Sebuah video yang menjadi viral di media sosial, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menunjukkan efektivitas sistem ini secara real-time memperlihatkan pengalaman warga Jepang akan keberadaan sistem peringatan dini tersebut. Sebuah video yang menunjukkan seorang wanita streamer yang sedang melakukan live lalu mendapat notifikasi peringatan dini gempa bumi di smartphonenya.

Sistem Peringatan Dini Gempa, yang diperkenalkan pada Oktober 2007, awalnya menyampaikan pesan melalui media massa tetapi kini telah berkembang untuk mengeluarkan peringatan langsung melalui ponsel pintar. Ketika aktivitas seismik terdeteksi, sistem segera menganalisis fokus dan magnitudo gempa menggunakan data gelombang dari seismograf yang terletak dekat dengan episentrum. Hal ini memberikan waktu berharga bagi penduduk untuk mencari perlindungan.

Efisiensi sistem ini terlihat dalam kemampuannya untuk memperlambat kereta api dan mobil, memungkinkan orang untuk keluar dari lift dengan aman, dan mencari tempat berlindung, baik di rumah, tempat kerja, maupun di luar. Di Jepang, wajib bagi semua ponsel 3G yang dijual setelah tahun 2007 untuk kompatibel dengan layanan ini, meskipun beberapa pabrikan asing terkecuali.

Pengguna media sosial telah menyatakan kekaguman mereka terhadap sistem canggih Jepang ini, mengakui potensinya dalam menyelamatkan banyak nyawa di zona yang rawan gempa. Kesuksesan sistem ini juga dikaitkan dengan pendidikan negara tentang prosedur evakuasi yang aman sejak usia dini, memungkinkan respons yang tenang dan efektif selama keadaan darurat.

Teknologi EEWS di Indonesia

Model ini dapat diadaptasi oleh Indonesia, yang diketahui menjadi negara yang juga berada di lingkar Pasifik yang rawan gempa. Penerapan sistem serupa di Indonesia bisa menjadi langkah besar dalam manajemen bencana dan mitigasi risiko gempa.

Indonesia sendiri sudah memiliki sistem EEWS ini sejak 2019. Hanya saja, sistem ini masih dalam proses uji coba dan belum bisa dirasakan masyarakat luas.

post-cover

Sistem peringatan dini gempa bumi di Indonesia diberi nama Indonesia Earthquake Early Warning System alias Ina-EEWS. BMKG melakukan soft launching sistem ini pada 15 Agustus 2019 silam, dan bekerja sama dengan Institute of Care Life of China.

Adapun cara kerja sensor EEWS di Indonesi ini adalah dengan menggunakan mekanisme memberi peringatan berdasarkan prediksi waktu tiba gelombang S (gelombang merusak) yang berpotensi menimbulkan guncangan signifikan dengan memanfaatkan gelombang P (pressure) untuk memberi Sinyal warning.

Sementara di Jepang penggunaan teknologi canggih dalam sistem peringatan dini ini mencakup pengiriman pesan melalui berbagai media, termasuk TV, radio, dan kini melalui ponsel pintar. Di Jepang, semua ponsel 3G yang dijual setelah tahun 2007 wajib mendukung layanan ini.

 

Back to top button