Hangout

Kontroversi dan Mitos Berlian Kohinoor pada Mahkota Ratu Elizabeth II

Berlian paling kontroversial di dunia, Kohinoor akan berpindah tangan setelah Ratu Elizabeth II meninggal dunia kepada menantunya Permaisuri Camilla. Peristiwa ini menyulut kembali kontroversi dan mitos tentang berlian termahal di dunia itu.

Berlian Kohinoor saat ini ditempatkan pada Imperial State Crown atau Mahkota Negara Kekaisaran, yang awalnya dibuat tahun 1937 untuk penobatan Raja George VI. Kemudian mahkota ini diberikan kepada Ratu Elizabeth II. Tetapi dengan kematian Sang Ratu, berlian itu akan diwarisi oleh menantu Ratu, Camilla.

Camilla telah dinobatkan sebagai Permaisuri Inggris dan 14 kerajaan Persemakmuran lainnya, karena dia adalah istri Raja Charles III. Surat kabar Daily Mail, dalam laporannya menyatakan bahwa Mahkota Negara Kekaisaran yang memegang Kohinoor sekarang akan berpindah ke Camilla.

Daily Mail sebelumnya menulis bahwa mahkota Kohinoor ‘hanya dikenakan oleh bangsawan wanita… karena disebut-sebut mendatangkan kesialan bagi pria jika memakainya’.

Imperial State Crown menampilkan 2.868 berlian yang dipotong dengan cemerlang, 17 safir, 11 zamrud, dan 269 mutiara. Dalam film dokumenter BBC lansiran 2018, Ratu Elizabeth II mengatakan bahwa mahkota tidak hanya sangat sulit untuk diseimbangkan, tetapi juga bisa ‘mematahkan lehernya’ jika dia melihat ke bawah.

Kalangan penaksir berlian memperkirakan harga Kohinoor di kisaran harga US$10 miliar sampai US$12 miliar atau sekitar Rp148 triliun hingga Rp178 triliun. Sang Ratu terlihat mengenakan mahkota terakhir untuk Pembukaan Negara 2016.

Berlian ini awalnya ditemukan di tambang Golconda India pada abad ke-14 dan berpindah tangan selama berabad-abad. Kohinoor, yang berarti ‘Gunung Cahaya’, adalah berlian besar yang tidak berwarna. Permata berharga, yang datang ke tangan Inggris selama era kolonial, adalah subyek sengketa kepemilikan bersejarah dan diklaim oleh setidaknya empat negara, termasuk India.

“Ini telah menjadi subjek penaklukan dan intrik selama berabad-abad, melewati tangan pangeran Mughal, pejuang Iran, penguasa Afghanistan dan Maharaja Punjabi,” kata BBC.

Berlian Kohinoor

Simbol Kolonialisme

Dalam buku ‘An Era of Darkness’, Shashi Tharoor mencatat bahwa berlian itu pernah disebut-sebut sebagai berlian terbesar di dunia, dengan berat 793 karat atau 158,6 gram. Berlian itu diyakini pertama kali ditambang di dekat Guntur di Andhra Pradesh oleh dinasti Kakatiya pada abad ketiga belas. Dari kejayaan aslinya sebesar 158 karat, berlian telah direduksi menjadi 105 karat selama berabad-abad.

Dia mencatat perjalanan permata populer melalui tangan-tangan kerajaan dari Kakatiya di Deccan ke Delhi Sultan Alauddin Khilji kemudian ke kerajaan Mughal. Bahkan mencapai Afghanistan dengan penyerbu Persia Nadir Shah.

Legenda mengatakan bahwa Nadir Shah yang menamai berlian itu Kohinoor. Ia melewati berbagai dinasti sebelum mendarat di tangan Sikh Maharaja Punjab, Ranjit Singh, pada tahun 1809, kata Tharoor. Dia mengeklaim bahwa penerus Ranjit Singh tidak dapat mempertahankan kerajaannya dan dikalahkan oleh Inggris dalam dua perang. “Saat itulah Kohinoor jatuh ke tangan Inggris.”

Tharoor menulis argumen pedih yang mendukung kembalinya berlian ke India dan membuat pernyataan kritis terhadap sejarah kolonial Inggris. “Memamerkan Kohinoor di mahkota Ibu Suri di Menara London adalah pengingat kuat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh mantan kekuatan kekaisaran. Sampai dikembalikan –setidaknya sebagai isyarat simbolis penebusan– itu akan tetap menjadi bukti penjarahan dan penyelewengan bahwa kolonialisme benar-benar semua tentang,” katanya.

Penulis dan sejarawan William Dalrymple dalam bukunya juga menuliskan tentang Kohinoor yang menyebutkan bahwa anak pewaris Sikh Duleep Singh menyesal telah menyerahkan permata itu kepada Ratu Victoria. Namun, dia juga ingin memberikannya kepada Ratu sebagai seorang pria.

“Saya akan memberikan banyak untuk memegangnya lagi di tangan saya sendiri. Saya hanyalah seorang anak, bayi, ketika dipaksa untuk menyerahkannya oleh perjanjian… Sekarang saya seorang pria, saya ingin memilikinya di tangan saya, kekuatan untuk menempatkannya sendiri di tangan Yang Mulia.”

Tuntutan India

Mengutip Times of India, Pemerintah India telah mengajukan tuntutan untuk kembalinya Kohinoor pada beberapa kesempatan, salah satunya pada tahun 1947. Namun, pemerintah Inggris selama bertahun-tahun telah menolak klaim tersebut.

Pada kunjungannya ke India pada Juli 2010, Perdana Menteri Inggris saat itu David Cameron berkata, “Jika Anda mengatakan ya kepada seseorang, Anda tiba-tiba menemukan British Museum akan kosong. Saya takut untuk mengatakannya, itu harus tetap di tempat.”

Mereka yang telah menyerukan pengembalian berlian dikecewakan pada tahun 2016 ketika menanggapi litigasi kepentingan publik saat itu. Pengacara Jenderal India Ranjit Kumar mengatakan kepada Mahkamah Agung bahwa Kohinoor diberikan secara sukarela oleh Ranjit Singh sebagai kompensasi Inggris untuk bantuan dalam perang Sikh. “Kohinoor bukan barang curian,” katanya.

Kemudian Menteri Kebudayaan Mahesh Sharma mengesampingkan tindakan apa pun oleh kementeriannya untuk mengembalikan berlian yang terkenal itu. Ia menambahkan, masalah berlian tersebut berasal dari periode pra-kemerdekaan.

“Menurut pedoman, jika ada barang antik kami yang ditemukan di mana pun setelah Kemerdekaan, Kementerian Kebudayaan mengambil inisiatif untuk mendapatkannya kembali. Namun, masalah barang antik sebelum Kemerdekaan tidak berada di bawah lingkup Kementerian Kebudayaan,” katanya.

Terdapat klaim kepemilikan oleh empat negara yakni, India, Pakistan, Afghanistan dan Inggris. Namun Inggris telah mempertahankan kepemilikannya atas permata itu. Selama beratus-ratus tahun sudah, Montain of Light berada di bawah perlindungan Inggris. Meski begitu, Duleep muda (Raja Pakistan terakhir) dan beberapa negara yang pernah terlibat dengannya tak rela berlian itu menjadi milik Kerajaan Inggris.

Mitos Kohinoor

Beredar mitologi kuat seputar asal-usul berlian Kohinoor. Ada yang mengatakan berlian legendaris ini adalah hadiah ke bumi dari Surya, dewa matahari, dan bukti keberadaannya dapat dilihat dalam tulisan Sansekerta kuno yang berasal dari lebih dari 5.000 tahun yang lalu.

Ada beberapa kepercayaan Hindu yang mengatakan bahwa berlian itu dicuri dari Dewa Kresna saat ia berbaring tidur, sementara yang lain percaya bahwa itu adalah Permata Syamantaka dari mitologi India. Mereka percaya bahwa berlian Kohinoor memiliki kekuatan magis yang hebat.

Mungkin karena hubungannya dengan pertempuran berdarah dan kematian selama berabad-abad, Kohinoor juga disebut sebagai berlian terkutuk. Kutukan Kohinoor agak kontradiktif: dikatakan bahwa pemiliknya diberikan kekuatan dan hak untuk menguasai dunia, tapi dia akan menemui kematian dan kemalangan.

Pada saat yang sama, kutukan Kohinoor termasuk perlindungan bagi setiap wanita yang memakainya, yang tampaknya adil. Entah terkait dengan mitos ini atau tidak, di Kerajaan Inggris, mahkota bertahtakan berlian Kohinoor hanya dikenakan oleh bangsawan wanita.

Setelah Ratu Victoria, ada tiga perempuan lain yang pernah mengenakan berlian ini, Alexandra, Mary, dan Elizabeth Angela Marguerite –ibu dari Ratu Elizabeth II. Berlian Kohinoor lalu terlihat diletakkan di atas peti jenazah Ibu Suri Elizabeth Angela Marguerite yang adalah istri King George VI, dalam prosesi pemakaman di tahun 2002.

Kini berlian Kohinoor berpindah tangan kepada Permaisuri Camilla. Entah bagaimana perjalanan sejarah batu berharga ini di masa-masa mendatang. Apakah akan tetap berada pada mahkota para ratu Inggris atau berpindah tuannya, hanya waktu yang akan menjawabnya.

Back to top button