Hangout

Kolesterol Tinggi Pacu Risiko Lima Penyakit Berbahaya Ini

Kolesterol tinggi termasuk silent disease atau penyakit diam-diam yang tidak terdiagnosis karena biasanya tanpa menunjukkan gejala. Namun, Anda harus hati-hati karena gara-gara kolesterol tinggi bisa meningkatkan risiko terhadap lima penyakit berbahaya.

Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), kolesterol tinggi terjadi ketika seseorang mengembangkan terlalu banyak zat lemak, juga disebut kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL), dalam darahnya. Hal ini akan mempersulit aliran darah melalui arteri.

Yang berbahaya dari silent disease ini adalah dapat menempatkan Anda pada risiko penyakit kardiovaskular yang tinggi, bersamaan dengan komplikasi kesehatan lainnya.

Ada setidaknya lima penyakit yang harus diwaspadai jika Anda memiliki kolesterol tinggi mengutip Times of India:

1. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit paling umum yang terjadi akibat penumpukan plak di dinding arteri yang memasok darah ke jantung. Ketika timbunan lemak berkembang, hal itu akan mempersempit arteri yakni suatu proses yang disebut aterosklerosis kemudian membatasi kelancaran aliran darah yang kaya oksigen ke jantung.

Ada tiga jenis penyakit jantung koroner, antara lain penyakit arteri koroner obstruktif, penyakit arteri koroner nonobstruktif, diseksi arteri koroner spontan.

2. Serangan jantung

Memiliki kolesterol tinggi juga dapat membuat Anda berisiko terkena serangan jantung. Seperti yang telah dibahas, dengan kolesterol tinggi, seseorang dapat mengembangkan timbunan lemak di pembuluh darah. Endapan ini mempersulit aliran darah yang cukup melalui arteri atau pecah, membentuk gumpalan dan menyebabkan serangan jantung.

3. Penyakit arteri perifer (PAD)

PAD adalah ketika arteri menyempit karena penyumbatan yang disebabkan oleh timbunan lemak. Ini paling sering mempengaruhi tubuh bagian bawah, mengurangi atau memblokir aliran darah di anggota tubuh seseorang, terutama tungkai, kaki, dan betis.

Gejala PAD antara lain mati rasa atau kelemahan kaki, denyut nadi tidak ada atau sangat lemah pada tungkai atau kaki, kulit mengkilat pada tungkai, perubahan warna kulit pada tungkai, pertumbuhan kuku kaki yang lebih lambat, luka pada jari kaki, telapak kaki atau tungkai yang tidak dapat digerakkan, dan nyeri saat menggunakan lengan, seperti pegal dan kram saat merajut, menulis atau mengerjakan tugas manual lainnya.

4. Stroke

Selain menghambat dan menyumbat pembuluh darah di dalam dan sekitar jantung, timbunan lemak dari kolesterol atau penumpukan plak juga dapat mempersempit arteri tertentu yang menuju ke otak Anda. Jika dibiarkan tidak diobati, pembuluh yang membawa darah ke otak dapat tersumbat sepenuhnya dan menyebabkan stroke.

5. Disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi disebabkan oleh sejumlah faktor termasuk aterosklerosis, yang merupakan penyempitan pembuluh darah. Aterosklerosis pada gilirannya disebabkan oleh banyak faktor termasuk kolesterol tinggi. Para peneliti telah menemukan kemungkinan hubungan antara disfungsi ereksi dan kolesterol tinggi, yang juga dikenal sebagai hiperkolesterolemia, kelainan lipid di mana LDL atau kolesterol jahat, terlalu tinggi.

Tanda-tanda kolesterol tinggi

Kolesterol tinggi menjadi momok menakutkan bagi banyak orang. Hanya saja kita sering kesulitan mengenali gejala atau ciri-ciri mengalami kolesterol tinggi.

Dokter yang juga seorang healthy vlogger, dr Saddam Ismail, mengungkapkan tanda-tanda tingkat kolesterol di tubuh Anda butuh perhatian.

“Kolesterol tinggi bisa kita rasakan gejalanya tapi ada juga orang yang tidak mengalami gejala. Namun kita harus tetap waspada,” kata dr Saddam dalam video di channel YouTube-nya.

Menurut dia, terdapat beberapa tanda umum pada tubuh jika mengalami peningkatan kadar kolesterol. Di antaranya tangan dan kaki mudah kesemutan. Saat kadar kolesterol tinggi ini bisa mempersempit pembuluh darah arteri yang menyuplai ke area tubuh lainnya.

Akibatnya jaringan kekurangan nutrisi, suplai darah dan oksigen. Misalnya tangan dan kaki, sehingga Anda mudah mengalami kesemutan. Bahkan sampai nyeri, rasa ngilu, ataupun rasa tidak nyaman ketika menggerakkan ataupun berjalan.

“Gampang lelah juga menandakan kalau kadar kolesterol sedang tinggi. Hal ini karena tubuh kekurangan suplai darah dan oksigen sebagaimana mestinya. Jadi ketika melakukan aktivitas ataupun kegiatan kurang optimal,” kata dr Saddam.

Jika kolesterol tinggi, biasanya otot bisa lelah, kurang bertenaga karena adanya penyempitan di arteri. Otot pun menjadi kekurangan nutrisi dan suplai oksigen. Akibatnya, ketika melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, berlari ataupun naik turun tangga jadi gampang lelah ototnya.

Gejala lainnya adalah nyeri dada utamanya sebelah kiri yang merupakan salah satu komplikasi akibat kadar kolesterol tubuh itu tinggi. Ini akibat pembuluh darah menyempit terutama pembuluh darah yang menyuplai otot jantung. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

Kelebihan kolesterol juga berpengaruh terhadap organ genitalia laki-laki bisa mengalami disfungsi ereksi. Kalau pada wanita bisa mengganggu gairah, bisa menurun.

Berikutnya adalah munculnya benjolan di bawah kulit biasanya di siku, lutut, khususnya di persendian bisa juga di daerah lain. Ini yang disebut Xanthoma yang ketika disentuh terasa bulat tapi tidak nyeri. Ukurannya bisa berbeda-beda. “Jika Anda mengalami tanda-tanda ini, sebaiknya mengecek kadar kolesterol,” saran dr Saddam.

Bagaimana cara mengurangi risiko Anda?

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kolesterol tinggi, gaya hidup yang tidak sehat menjadi salah satu penyebab utamanya. Karena itu, makan makanan yang lebih sehat dan berolahraga secara teratur dapat mengurangi risiko kolesterol tinggi.

Alih-alih mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh atau lemak trans, beralihlah ke sayuran hijau, buah-buahan yang sehat dan menghidrasi, biji-bijian kaya serat, dan sebagainya. Para ahli menyarankan untuk membatasi jumlah protein dan lemak hewani dalam makanan seseorang.

Aktif secara fisik, kalau bisa menyelesaikan 5.000 hingga 10.000 langkah secara rutin. Berhentilah merokok dan kurangi konsumsi alkohol. Selanjutnya, lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk mengetahui risiko dan apakah Anda perlu lebih berhati-hati atau tidak.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button