News

Koalisi Indonesia Bersatu Paling Siap Usung Pasangan Capres 2024

Koalisi Indonesia Bersatu selangkah di depan dalam menyongsong pesta demokrasi lima tahunan pada 2024 mendatang. Meski mendapat tanggapan miring dari sesama partai politik, namun koalisi ini dinilai ingin menghapus ‘budaya’ koalisi kepentingan sesaat.

“Kalau bisa sekarang dibangun atas dasar eksplorasi yang mendalam atas kebutuhan bangsa,” kata Azhari Ardinal Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Trust Indonesia kepada inilah.com, Senin (16/5/2022).

Menurut Azhari masih terlalu dini untuk menilai sejauh mana koalisi ini berpeluang memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Namun setidaknya koalisi yang dibangun oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP ini baik untuk bangsa dan politik ke depan.

Poros Penyeimbang

Azhari memprediksi akan ada tiga kekuatan koalisi dan Calon Presiden pada Pemilu 2024 mendatang. Pertama poros Calon Presiden Prabowo Subianto. “Kalau kita melihat, yang jelas Prabowo kemungkinan besar maju karena sudah ketemu dengan berbagai tokoh. Ini poros pertama, apakah dengan Mba Puan atau yang lain kita belum tahu,” ujarnya.

Poros lain juga bisa datang dari Partai NasDem yang digawangi Surya Paloh. “Karena NasDem cukup memainkan peran diplomasi politik. Bisa jadi Pilpres 2024 tiga pasang, dimulai dengan Koalisi Indonesia Bersatu ini,” tuturnya.

Koalisi Indonesia Bersatu menjadi poros penyeimbang membawa kembali pada politik tahun 2001 silam ketika terbentuknya koalisi poros tengah. Kali ini koalisi Indonesia Bersatu digawangi satu partai besar, Partai Golkar dan dua partai menengah, PAN dan PPP.

Kemudian, pembentukan koalisi ini juga menjadi jawaban bahwa kekuatan politik tidak boleh dikuasai oleh kelompok tertentu. Koalisi ini bisa menjadi kekuatan penyeimbang.

“Disisi lain ini juga bisa menjadi semacam pesan bahwa yang bisa bukan itu saja tokohnya, bukan Surya Paloh saja dan lain-lain. Demokrasi kita ini memberi ruang kepada siapapun, bukan hanya kepada kekuatan tertentu saja,” cetus Azhari.

Paling Siap Usung Pasangan Capres

Azhari tak menampik koalisi Indonesia Bersatu juga ingin melihat respons dan reaksi sejumlah partai lain menjelang Pemilu 2024. Tetapi koalisi ini juga ingin menunjukan bahwa mereka-lah yang paling siap mengusung pasangan calon Presiden.

“Yang jelas koalisi ini juga sudah membicarakan calon alternatif Capres mereka, tapi jelas itu belum bisa dibaca publik, bahkan membuat semua orang penasaran. Kalau dalam teori Sun Tzu, ada namanya ‘Melempar Kayu untuk Melihat Posisi Ular’,” ujar Azhari.

Disisi lain, koalisi tersebut juga otomatis dapat mendongkrak elektabilitas masing-masing anggotanya hingga Pemilu digelar dan juga sebagai bargaining position.

“Kalau strategi hanya partai seorang diri melakukan bargaining position, tentu hasilnya kan ‘nanti dulu’ tetapi kalau mereka sudah hadir dalam bentuk koalisi, bargainingnya sudah ada,” tuturnya.

“Jadi koalisi ini mereka menunjukkan kepada Calon Presiden bahwa ‘kami lah orang yang sudah siap melakukan bargaining, kami lah yang sangat ready melakukan bargaining,” tambah Azhari.

Koalisi Menguji Kesetiaan

Koalisi Indonesia Bersatu akan dihadapkan dengan ujian kesetiaan. Apalagi selama ini politik Indonesia dikenal sangat pragmatis dan mengalami krisis loyalitas, setidaknya dalam dua Pemilu terakhir.

“Karena terus terang di Indonesia ini belum ada atau tidak ada koalisi yang solid, khususnya dari sisi ideologis, beda dengan luar negeri. Di luar negeri koalisi terbentuk atas dasar ideologis, di Indonesia mana ada, semua terbentuk atas dasar kepentingan kekuasaan. Bisa jadi koalisi ini ingin memulai koalisi yang solid dan setia,” sebut Ardinal optimis.

Golkar dan Upaya ‘Menggoyang’ Airlangga

Menjadi partai besar dalam koalisi, internal Golkar masih solid mendukung Airlangga menjadi Calon Presiden di Pemilu 2024. Namun beberapa waktu lalu sempat terjadi manuver-manuver politik di luar internal partai yang mencoba ‘menggoyang’ Airlangga.

Dengan pembentukan koalisi Indonesia Bersatu, tampaknya Airlangga menunjukan kelas dan kekuatannya kepada pihak yang mencoba menurunkan kursinya dari Ketua Umum Golkar.

Ditambah lagi dengan partai Golkar yang sudah mandiri dan teruji oleh zaman. Golkar juga selalu dekat dengan kekuasaan pemerintahan. Meski demikian, Golkar masih mempunyai pekerjaan rumah untuk menguatkan tokohnya.

“Kalau Golkar mereka sudah sangat siap dengan support politik. Golkar partai yang sangat ready, tetapi masih belum mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat,” pungkas Ardinal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button