Monday, 01 July 2024

Klaim Namanya Dijual, Pimpinan KPK Bantah Minta Jatah Pupuk ke SYL

Klaim Namanya Dijual, Pimpinan KPK Bantah Minta Jatah Pupuk ke SYL


Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata membantah pernah menghubungi mantan Menteri Pertanian (mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk meminta jatah program bantuan pupuk ke kampung halamannya di Klaten, Jawa Tengah.

Alex mengklaim, ada oknum yang menggunakan WhatsApp (WA) dengan fotonya untuk minta proyek ke SYL. Ia pun memiliki bukti percakapan elektronik tersebut.

“Percakapan WA antara mentan dengan seseorang yang menggunakan foto profile saya (kemungkinan foto saya diambil dari google). Saya tidak pernah mempunyai dan menyimpan nomor HP mentan atau pejabat kementan yang saat ini sedang berperkara/disidang di pengadilan tipikor,” kata Alex melalui keterangannya kepada wartawan, Rabu (19/6/2024).

Alex mengaku pernah diperiksa Dewas KPK terkait dugaan pelanggaran etik tersebut. Namun, ia mengatakan tudingan dari Eks Sekjen Kementan Kasdi Subagyono tidak terbukti.

“Saya sudah diklarifikasi Dewas dan sejauh ini tidak ada bukti saya berkomunikasi dengan mentan atau pejabat kementan yang sedang berperkara,” ucapnya.

Eks Sekjen Kementan Ungkap Komunikasi dengan Pimpinan KPK

Sebelumnya diberitakan, Hal berdasarkan pengakuan terdakwa mantan Sekjen Kementan Kasdi Subagyono sebagai saksi mahkota dalam kasus dugaan pemerasan pejabat Kementan, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2024).

Awalnya, Ketua Majelis Hakim Tipikor Rianto Adam Pontoh bertanya kepada Kasdi terkait komunikasi Pejabat Kementan dengan pimpinan KPK. Namun, Kasdi mengaku tidak pernah berhubungan secara langsung dengan pimpinan lembaga antirasuah secara personal.

Akan tetapi, ia kemudian mengungkapkan, seorang pimpinan KPK bernama Alexander Marwata pernah berkomunikasi dengan eks Mentan SYL. Pesan singkat itu pernah dilihat oleh tim penyidik KPK kepada Kasdi ketika pemeriksaan kasus korupsi pemerasan pejabat Kementan.

“Saudara mendengar atau kemudian pak menteri kemudian berhubungan dengan salah satu pejabat KPK? Pimpinan KPK?” tanya Hakim Rianto

“Saya tidak ada, pada saat itu memang ada chatting tapi isinya bukan itu. Ada chatting beliau, disampaikan penyidik kepada saya, ada di HP pak menteri ada chatting itu kemudian,” ucap Kasdi.

“Chatting antara siapa?” tanya Hakim Rianto memastikan

“Antara pak menteri dengan salah satu pimpinan KPK,” jawab Kasdi.

“Siapa namanya?” cecar Hakim Rianto.

“Pada waktu itu adalah Pak Alex Marwata,” kata Kasdi.

Kasdi menjelaskan, isi pesan itu terkait permintaan Alex kepada SYL untuk mengirimkan bantuan pupuk ke kampung halamannya di Klaten.

Ia pun meluruskan pesan singkat tersebut tidak membahas soal teknis pengumpulan uang di Kementan yang berkaitan dengan perkara kasus dugaan pemerasan.

“Apakah ada hubungan dengan yang tadi saudara, penyelidikan mengenai sharing yang ada di Kementerian?” tanya Hakim Rianto.

“Tidak, tidak bicara itu,” sebut Kasdi.

“Masalah apa? Jabatan ya?” tanya Hakim Rianto.

Kemudian dijawab Kasdi, “Di chatting-nya itu kalau saya tidak salah waktu itu ditunjukan bahwa pak Alex minta bantuan untuk kampungnya, Klaten, untuk didukung programnya Pak Menteri”.

“Oh minta bantuan untuk kampungnya?” tanya Hakim Rianto memastikan.

“Iya, untuk kampungnya,” sebut Kasdi.

Namun, Kasdi mengaku tak mengetahui tindaklanjut yang dilakukan SYL setelah adanya permintaan itu. Hanya yang diingatnya permintaan itu ketika kasus dugaan suap dan penerimaan gratifikasi itu belum diselidiki.

“Mohon izin Yang Mulia, seingat saya 2022 berati sebelum penyelidikan,” sebut Kasdi.

“Sebelum penyelidikan. Itu permintaan dari siapa tadi namanya?” tanya Hakim Rianto.

“Pak Alex,” kata Kasdi.

“Pak Alex Marwata untuk dibantu kampungnya, Klaten, untuk diberi?” cecar Hakim Rianto.

“Diberikan program. Kemudian Pak Alex menanyakan juga nomornya Ibu Siti Nurbaya, itu yang saya tahu dari chatting-nya,” kata Kasdi.