Kanal

Kita Semua Diawasi Sepanjang Waktu

Teknologi kamera pengawas CCTV menembus hampir semua aspek kehidupan, mengambil sebagian besar data kita dalam berbagai bentuk yang seringkali tanpa kita sadari. Fenomena global ini bisa menimbulkan kekhawatiran serius di kemudian hari.

Penggunaan closed circuit television atau biasa disebut CCTV yang bertujuan untuk pengawasan sudah menjadi hal umum. Di setiap tempat, baik kawasan pribadi seperti rumah, fasilitas umum dan bisnis hingga pelosok gang-gang sempit sudah dipantau dengan kamera yang pertama kali ditemukan seorang insinyur asal Jerman bernama Walter Bruch itu.

Mungkin anda suka

Di media sosial dengan mudahnya orang melihat hasil rekaman CCTV baik itu aktivitas biasa, aktivitas kriminal atau kejahatan hingga gambar-gambar berbau mistis yang tertangkap kamera. Hampir 10 tahun berlalu, teknologi pemantauan ini menembus semua aspek kehidupan kita. Alat ini mengumpulkan sebagian besar data dalam berbagai bentuk, dan seringkali tanpa kita sadari.

Di banyak negara penggunaan CCTV sudah sangat meluas. China memiliki lebih dari 50 persen dari semua kamera pengintai yang terpasang di dunia (sekitar 34 kamera per 1.000 orang), kota-kota di Australia sedang mengejar. Pada tahun 2021, Sydney memiliki 4,67 kamera per 1.000 orang dan Melbourne memiliki 2,13.

Kamera CCTV dapat digunakan untuk tujuan yang sah, seperti mempromosikan bisnis, memantau keamanan di kota-kota dan membantu polisi dalam penyelidikan kriminal. Namun, penggunan alat ini juga berpotensi menimbulkan masalah serius di kemudian hari.

Digunakan di banyak negara

Peneliti pengawasan yang fokus pada tata kelola teknologi, Ausma Bernot, mengungkapkan bahwa pada 2021 polisi New South Wales diduga menggunakan rekaman CCTV yang dipasangkan dengan pengenalan wajah untuk menemukan orang-orang yang menghadiri protes anti-lockdown. Saat ditanyai, mereka tidak mengonfirmasi atau menyangkal jika mereka pernah (atau jika mereka akan melakukannya di masa mendatang).

Pada Agustus 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengonfirmasi bahwa CCTV digunakan untuk melakukan ‘pelanggaran hak asasi manusia yang serius’ terhadap Uyghur dan etnis minoritas Muslim lainnya di wilayah Xinjiang di China Barat Laut.

Kamera CCTV di China tidak hanya merekam secara real-time, banyak yang dilengkapi dengan fitur pengenalan wajah untuk mengawasi pergerakan minoritas. Dan beberapa dilaporkan telah diuji coba untuk mendeteksi emosi.

AS juga memiliki sejarah panjang dalam menggunakan kamera CCTV untuk mendukung praktik pemolisian rasis. Pada tahun 2021, Amnesty International melaporkan daerah dengan proporsi penduduk non-kulit putih yang lebih tinggi memiliki lebih banyak kamera CCTV.

Masalah lain dengan CCTV adalah keamanan. Banyak dari kamera ini adalah akses terbuka, yang berarti mereka tidak memiliki perlindungan kata sandi dan seringkali dapat dengan mudah diakses secara online.

“Jadi saya bisa menghabiskan sepanjang hari menonton siaran langsung beranda seseorang, selama ada kamera terbuka di dekatnya,” kata Bernot seperti dilansir The Conversation.

Proyek terbaru seniman yang berbasis di Belgia, Dries Depoorter bernama ‘The Follower’, mengungkapkan seberapa sering orang diawasi di depan umum. Dan yang dia butuhkan untuk melacak target media sosialnya di kehidupan nyata hanyalah foto yang mereka posting di media sosial Instagram.

“Suatu hari saya melihat seseorang mengambil foto selama 20 menit dan saya mencoba menemukan foto itu di Instagram sehari kemudian tanpa hasil,” kata Depoorter kepada Mashable. “Kemudian saya mulai membuat perangkat lunak kecerdasan buatan.”

Berkat perangkat lunak pengenal wajah yang dibuat oleh Depoorter dan cuplikan dari kamera terbuka yang menyiarkan langsung ruang publik dari seluruh dunia, sang seniman ini dapat menemukan video para Instagrammer yang bersiap untuk mengambil foto yang kemudian mereka posting di platform media sosial. Apakah itu ilegal atau tidak tergantung pada keadaan khusus dan di mana Anda tinggal.

Fitur baru CCTV

Banyak teknologi yang dapat diaplikasikan adalah CCTV sebagai fitur terbaru. Misalnya saja CCTV saat ini bisa mendeteksi suhu tubuh yang sangat membantu dalam pencegahan penyebaran virus COVID-19. Ada juga fitur pendeteksi wajah, inframerah, hingga bisa mengidentifikasi plat nomor kendaraan.

CCTV generasi sebelumnya masih mengandalkan digital video recorder (DVR) untuk menyimpan video, namun kini ada internet protocol (IP) CCTV bekerja dengan cara yang lebih simpel. Sesuai dengan namanya, IP CCTV telah terkoneksi langsung dengan internet sehingga tidak lagi membutuhkan DVR untuk menyimpan data rekaman video.

Sebagai gantinya, IP camera menggunakan perangkat yang memiliki aplikasi network video recording (NVR). Di dalamnya, pemilik atau pengelola gedung bisa merekam video, mengubahnya menjadi format digital, lalu menyimpannya ke dalam perangkat penyimpanan.

Selanjutnya, IP Camera juga bisa diakses menggunakan perangkat seperti laptop atau smartphone yang terhubung dengan internet melalui software khusus. Pemantauan CCTV pun bisa dilakukan di mana saja.

Tujuan penggunaan paling besar adalah untuk keamanan. Dalam penelitian berjudul ‘Measuring the Crime Displacement and Diffusion of Benefit Effects of Open-street CCTV in South Korea’ yang dimuat di International Journal of Law menggambarkan tingkat efektivitas pemakaian kamera CCTV dalam mengurangi tindak kriminalitas.

Dari penelitian tersebut, pemasangan CCTV efektif menurunkan tingkat pencurian hingga 47,4 persen. Dengan demikian, CCTV memang terbukti mempunyai peran yang penting dalam menciptakan situasi aman, selain menggunakan jasa security.

Perkembangan dan penerapan CCTV yang semakin luas selain memberi manfaat tetapi juga mengingatkan kita bahwa di setiap saat dan setiap tempat kita selalu diawasi.

Ini semakin membuka mata bahwa ada kemungkinan besar Anda direkam saat berada di ruang publik. Betapa banyak informasi dalam kehidupan telah diberikan tanpa sadar kepada orang lain melalui alat ini.

Back to top button